AS-China yang Semakin Mesra Balikkan Pasar SUN Jadi Positif

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
09 January 2020 18:57
Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup menguat sore ini setelah sempat bergerak variatif di awal perdagangan.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup menguat sore ini setelah sempat bergerak variatif di awal perdagangan. Positifnya pasar surat utang negara (SUN) tersebut seiring dengan sentimen positif dari kian pastinya pertemuan Amerika Serikat (AS)-China pada 13-15 Januari.

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain. Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 6,6 basis poin (bps) menjadi 6,33%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 9 Jan'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 8 Jan'20 (%)

Yield 9 Jan'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 9 Jan'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.396

6.33

-6.60

6.2904

FR0082

10 tahun

7.07

7.018

-5.20

6.9972

FR0080

15 tahun

7.438

7.415

-2.30

7.4061

FR0083

20 tahun

7.554

7.541

-1.30

7.508

Sumber: Refinitiv



Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat. Indeks tersebut naik 0,73 poin (0,27%) menjadi 271,38 dari posisi kemarin 270,65.

Penguatan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 520 bps, menyempit dari posisi kemarin 525 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik 0,2 bps atau relatif flat pada 1,81%.

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.064,24 triliun SBN, atau 38,8% dari total beredar Rp 2.742 triliun berdasarkan data per 8 Januari.

Angka menunjukkan kepemilikan investor asing masih keluar dari pasar SUN senilai Rp 670 miliar sejak akhir pekan lalu, sedangkan sejak awal bulan masih surplus Rp 2,38 triliun. Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, mayoritas harga masih terkoreksi sehingga yield mayoritas obligasi negara naik.

Hal tersebut mencerminkan investor global sedang menghindari obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen positif AS-China terkait dengan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 8 Jan'20 (%)

Yield 9 Jan'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6.805

6.825

2.00

China (A+)

3.178

3.18

0.20

Jerman (AAA)

-0.287

-0.282

0.50

Prancis (AA)

0.021

0.023

0.20

Inggris Raya (AA)

0.771

0.79

1.90

India (BBB-)

6.566

6.55

-1.60

Jepang (A)

-0.012

-0.005

0.70

Malaysia (A-)

3.281

3.295

1.40

Filipina (BBB)

4.483

4.569

8.60

Rusia (BBB)

6.23

6.26

3.00

Singapura (AAA)

1.739

1.747

0.80

Thailand (BBB+)

1.365

1.38

1.50

Amerika Serikat (AAA)

1.811

1.813

0.20

Afrika Selatan (BB+)

8.25

8.27

2.00

Sumber: Refinitiv



TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular