World War III Mau Mulai, Emas Menuju US$ 1.700/Oz

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 January 2020 10:43
Dengan adanya volatilitas pasar saham dan ketegangan yang terjadi, harga emas diramal bisa capai US$ 1.700/troy ons
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali melambung tinggi setelah tensi Amerika Serikat (AS) dengan Iran kembali naik. Konflik telah bergulir, harga emas diramal bullish.

Rabu (8/1/2020), harga emas di pasar spot pada 10.15 WIB berada di level US$ 1.588,1/troy ons atau naik 0,9% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin. Emas sempat ke level US$ 1,610,9/troy ons dan sempat terpangkas ke level US$ 1.600,32/troy ons.

Konflik yang terjadi antara AS dengan Iran membuat harga emas melambung. Pekan kemarin pasar diwarnai dengan gejolak serangan AS ke Bandara Internasional Baghdad yang menewaskan Jenderal Karismatik Qassem Soleimani selaku pimpinan Quds Force.

Iran mengecam keras serangan AS atas perintah Presiden Donald Trump itu. Iran tak akan tinggal diam dan membalas. Bahkan pihaknya menyerukan barang siapa yang dapat membawa kepala orang yang memerintahkan serangan tersebut akan diberi imbalan US$ 80 juta atau setara dengan Rp 1 triliun.

Baru kemarin, Bloomberg dalam breaking news-nya mengabarkan Iran sedang mempertimbangkan 13 skenario balasan untuk AS. Bahkan Iran menegaskan bahwa serangan terlemah pun akan menjadi "mimpi buruk bersejarah" bagi AS.

Tak berselang lama, Iran melakukan serangan balik dengan menghujani pangkalan militer gabungan AS-Irak di Al Asad. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Iran melalui Korps Revolusi Iran atau dikenal dengan IRGC. Berita tersebut juga sudah di dengar oleh AS.

Gedung Putih juga mengkonfirmasi kejadian tersebut. "Kami mengetahui adanya laporan serangan terhadap fasilitas AS di Irak," kata Sekretaris Gedung Putih Stephanie Grisham dalam sebuah pernyataan.

"Presiden telah diberi pengarahan dan sedang memantau situasi dengan cermat dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasional." Tambahnya.

Kini konflik telah bergulir dan tak dapat dihindarkan. Gejolak keduanya sangat mungkin untuk tereskalasi dengan serangan balik Iran ini. Pasalnya Trump telah mewanti-wanti Iran untuk tak membalas. Jika Iran nekat membalas maka Trump tak segan menyerang 52 target.

Saat ini, AS memiliki 27 basis dan fasilitas militer yang tersebar di Timur Tengah. Di Irak AS memiliki pangkalan militer gabungan dengan Irak di Al Asad Air Base.

[Gambas:Video CNBC]



Saat dunia kembali tenggelam dalam gejolak konflik dan tensi geopolitik yang tinggi, ketidakpastian ikut mewarnai pasar. Aset-aset minim risiko seperti emas kembali menjadi pilihan investor, sehingga harganya jadi melambung seperti sekarang ini.

Sejauh ini prospek emas di tahun 2020 menjadi bullish. Menurut Bloomber Intelligence di tahun 2020, titik support harga emas berada di level US$ 1.400/troy ons sementara titik resistennya berada di level US$ 1.700/troy ons. Artinya tak menutup kemungkinan emas akan bergerak menguji level tersebut. 

"Komponen utama penguatan harga emas untuk tahun 2020 dan dekade mendatang adalah volatilitas pasar saham...." kata McGlone Senior Commodity Strategist Bloomberg Intelligence.  


TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article Harga Emas Tertatih untuk Bangkit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular