
Isu Likuiditas Masih jadi Sentimen untuk Saham Bank
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
07 January 2020 14:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham dari sektor perbankan masih akan menghadapi persoalan likuiditas pada 2020. Masalah likuiditas tersebut akan menjadi sentimen yang mempengaruhi kinerja saham-saham dari sektor perbankan .
BerIndikasi ini terlihat dari posisi rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to depocit ratio (LDR) perbankan yang mencapai 93,96% per Oktober 2019 mengacu data Statistik Perbankan Indonesia yang dipublikasi Otoritas Jasa Keuangan.
Pada periode yang sama, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank umum konvensional terjaga di kisaran 23,54%.
Posmarito Pakpahan, Equity Analyst PT BNI Sekuritas berpendapat, selain isu likuiditas, pada saat yang sama, kebijakan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang baru mulai awal tahun ini bakal menggerus rasio kecukupan modal, utamanya bank buku tiga.
"Bank dengan CAR 18-20% relatif tidak terpengaruh. Yang terdampak Bank Buku III dengan CAR 16% seperti BTN yang terkoreksi 300 bps," kata Posmarito Pakpahan, Selasa (7/01/2020) di Jakarta.
Kondisi tersebut, kata dia menyebabkan bank cenderung terbatas melakukan ekspansi.
"Seharusnya ini mempengaruhi ekspansi bank di 2020, tidak boleh terlalu agresif karena cost of capital naik karena pencagangan naik," kata dia menjelaskan.
Terpisah, Direktur Finance, Planning & Treasury Bank BTN Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan, kondisi likuiditas perbankan yang masih ketat akan menjadi tantangan di tahun 2020.
Saat ini, kata dia, rata-rata rasio Loan to Depocit Ratio (LDR) industri perbankan berada di kisaran 94-95% alias cukup ketat. Karena itu, bank saat ini terus berusaha meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK).
"Yang menjadi masalah memang di mana bisa mendorong DPK lebih tinggi. Ada dua cara paling bagus DPK bisa naik, pertama masyarakat menabung, kedua repatriasi," ujar Nixon di BEI, Rabu (4/12/2019).
(hps/hps) Next Article Hore! Asing Mulai Masuk, Saham Bank Besar Mulai Diborong
BerIndikasi ini terlihat dari posisi rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to depocit ratio (LDR) perbankan yang mencapai 93,96% per Oktober 2019 mengacu data Statistik Perbankan Indonesia yang dipublikasi Otoritas Jasa Keuangan.
Pada periode yang sama, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank umum konvensional terjaga di kisaran 23,54%.
Posmarito Pakpahan, Equity Analyst PT BNI Sekuritas berpendapat, selain isu likuiditas, pada saat yang sama, kebijakan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang baru mulai awal tahun ini bakal menggerus rasio kecukupan modal, utamanya bank buku tiga.
Kondisi tersebut, kata dia menyebabkan bank cenderung terbatas melakukan ekspansi.
"Seharusnya ini mempengaruhi ekspansi bank di 2020, tidak boleh terlalu agresif karena cost of capital naik karena pencagangan naik," kata dia menjelaskan.
Terpisah, Direktur Finance, Planning & Treasury Bank BTN Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan, kondisi likuiditas perbankan yang masih ketat akan menjadi tantangan di tahun 2020.
Saat ini, kata dia, rata-rata rasio Loan to Depocit Ratio (LDR) industri perbankan berada di kisaran 94-95% alias cukup ketat. Karena itu, bank saat ini terus berusaha meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK).
"Yang menjadi masalah memang di mana bisa mendorong DPK lebih tinggi. Ada dua cara paling bagus DPK bisa naik, pertama masyarakat menabung, kedua repatriasi," ujar Nixon di BEI, Rabu (4/12/2019).
(hps/hps) Next Article Hore! Asing Mulai Masuk, Saham Bank Besar Mulai Diborong
Most Popular