Tensi AS-Iran Memanas, Harga SUN Terkoreksi Signifikan

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
06 January 2020 19:10
Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup terkoreksi lumayan signifikan.
Foto: Aktivis berkumpul di dekat Menara Trump Chicago untuk memprotes tindakan militer AS terhadap Irak (Abel Uribe/Chicago Tribune via AP)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup terkoreksi lumayan signifikan hari ini, Senin (6/1/2020) di tengah memanasnya hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran dan menuju lelang perdana surat utang negara (SUN) Selasa besok.

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya.


Yield
yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 5,5 basis poin (bps) menjadi 6,44%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pemerintah akan menggelar lelang perdana tahun ini yang akan digelar besok. Sebelum lelang, biasanya pelaku pasar melakukan tekanan jual untuk menurunkan harga dan menaikkan yield sehingga mereka mendapatkan harga yang lebih rendah dan daya tawar lebih besar dalam lelang.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 6 Jan'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 4 Jan'20 (%)

Yield 6 Jan'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 6 Jan'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.386

6.441

5.50

6.4051

FR0082

10 tahun

7.068

7.118

5.00

7.1265

FR0080

15 tahun

7.435

7.45

1.50

7.4606

FR0083

20 tahun

7.531

7.576

4.50

7.5323

Sumber: Refinitiv

 

Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah. Indeks tersebut turun 0,28 poin (0,1%) menjadi 269,87 dari posisi akhir pekan lalu 270,15.


Pelemahan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 533 bps, melebar dari posisi akhir pekan lalu 528 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik 0,7 bps hingga 1,78% yang relatif tipis dan tidak terlihat dibanding posisi akhir pekan lalu.

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.063 triliun SBN, atau 38,63% dari total beredar Rp 2.752 triliun berdasarkan data per 2 Januari.

Angka menunjukkan kepemilikan investor asing masih masuk ke pasar SUN senilai Rp 1,43 triliun sejak akhir pekan sebelumnya atau sekaligus awal Desember.

Dari pasar surat utang negara berkembang dan maju, mayoritas mengalami penguatan harga sehingga yield mayoritas obligasi negara turun.

Hal tersebut mencerminkan investor global sedang memburu obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen negatif dari AS-Iran terkait dengan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 4 Jan'20 (%)

Yield 6 Jan'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6.725

6.755

3.00

China (A+)

3.193

3.178

-1.50

Jerman (AAA)

-0.283

-0.289

-0.60

Prancis (AA)

0.022

0.021

-0.10

Inggris Raya (AA)

0.74

0.749

0.90

India (BBB-)

6.51

6.567

5.70

Jepang (A)

-0.029

-0.028

0.10

Malaysia (A-)

3.292

3.282

-1.00

Filipina (BBB)

4.425

4.483

5.80

Rusia (BBB)

6.23

6.27

4.00

Singapura (AAA)

1.76

1.738

-2.20

Thailand (BBB+)

1.43

1.365

-6.50

Amerika Serikat (AAA)

1.788

1.781

-0.70

Afrika Selatan (BB+)

8.26

8.25

-1.00

Sumber: Refinitiv



TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 


(irv/tas) Next Article Rupiah Stabil & AS-Iran Mulai Adem, Harga SUN Mulai Terangkat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular