Internasional

Deal Dagang AS China Mundur, Ketutup Perang Teluk?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 January 2020 12:38
China dijadwalkan menandatangani deal damai dagang dengan AS awal Januari 2020. Namun mundur ke 15 Januari nanti.
Foto: Infografis/Perang Dagang AS-China/Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - Delegasi perdagangan China berencana untuk melakukan perjalanan ke Washington, Amerika Serikat (AS) pada 13 Januari. Ini dilakukan untuk menandatangani perjanjian perdagangan Fase 1, guna menyudahi perang dagang kedua negara.

"Delegasi China akan kembali pada 16 Januari," tulis South China Morning Post (SCMP) mengutip seorang sumber sebagaimana dilansir dari Reuters, Senin (6/1/2020).

Media itu mengatakan, awalnya delegasi perdagangan China yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, berencana untuk menyambangi AS awal Januari. Tetapi, rencana itu harus diubah setelah Presiden AS Donald Trump mengirim cuitan di akun Twitter.

Trump mengklaim bahwa ia akan menandatangani kesepakatan perdagangan Fase 1 dengan China pada 15 Januari. "Setelah berdiskusi penuh, pihak China memutuskan untuk merevisi rencana mereka untuk mengikuti waktu Trump," tambah SCMP.

Namun sayangnya, baik pemerintah AS maupun China dikabarkan belum secara resmi mengkonfirmasi rencana kunjungan itu. Hingga berita ini dimuat, SMCP belum mendapatkan konfirmasi lanjutan dari Washington dan Beijing.


Penandatanganan kesepakatan dagang Fase I telah tertunda cukup lama. Diumumkan pertama kali di Oktober 2019, awalnya kesepakatan itu direncanakan untuk ditandatangani paling lambat pada Desember 2019.


Namun, akibat berbagai hal, termasuk masalah politik AS dengan China, penandatanganan belum terlaksana hingga saat ini. Sebelumnya AS sempat ikut campur urusan domestik China seperti masalah Hong Kong dan Uighur.

Meski urusan dengan China belum kelar, AS kini juga disibukkan dengan masalahnya di Timur Tengah. AS bersitegang dengan Iran dan mengamcam bakal menyerang negara tersebut.

Seperti diketahui, AS pada pekan lalu melancarkan serangan udara di sekitar Bandara Internasional Baghdad, Irak. Serangan itu menewaskan Pimpinan Militer Iran Qassem Soleiman dan wakil komandan Popular Mobilization Forces (PMF) Abu Mahdi al-Muhandis. Akibatnya.

Ini membuat Iran marah dan berjanji membalas AS. Bahkan dalam pemakaman Soleimani, Iran mengatakan akan memberi hadiah bagi siapapun yang bisa mendapatkan kepala Trump.

[Gambas:Video CNBC]


(sef/sef) Next Article Perang Dagang Masih Tegang, China Batal Kunjungi Petani AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular