AS-China Mau Damai, Tapi Tertutup Ancaman Perang AS-Iran...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 January 2020 10:12
AS-China Mau Damai, Tapi Tertutup Ancaman Perang AS-Iran...
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga menapaki jalur merah di perdagangan pasar spot.

Pada Senin (6/1/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor menunjukkan angka Rp 13.961. Rupiah melemah 0,45% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Sementara di pasar spot, rupiah juga melemah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.957 di mana rupiah melemah 0,29%.

Kala pembukaan pasar, rupiah masih bisa stagnan di Rp 13.920/US$. Namun itu tidak lama karena rupiah langsung terperosok ke zona merah.


Dari dalam negeri, belum ada sentimen yang bisa menggerakkan rupiah. Ini membuat investor mengambil waktu untuk melakukan profit taking. Maklum, penguatan rupiah sebelumnya sudah agak 'kebangetan'.

Sepanjang 2019, rupiah menguat nyaris 3,5% di hadapan greenback dan menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Dalam sebulan terakhir, rupiah juga masih menguat 0,53%.



Oleh karena itu, pasti akan datang saat di mana investor tergoda untuk melakukan profit taking. Cuan yang didapat dari rupiah sudah lumayan besar, sangat menarik untuk dicairkan.


Lagipula, ada alasan besar bagi pelaku pasar untuk melepas aset-aset berbasis rupiah. Saat ini, investor sedang sangat khawatir terhadap dinamika di Timur Tengah.

Sejak pekan lalu, hubungan AS-Iran memanas dan sudah memakan korban jiwa. Pentolan militer Iran, Mayor Jenderal Qasim Solaimani, terbunuh dalam serangan drone AS di Irak.

Meski Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa langkah ini adalah upaya preventif untuk mencegah perang, tetapi Iran tentu tidak terima. Teheran menegaskan bakal melakukan balasan setimpal. Bahkan sekutu AS seperti Israel akan ikut menjadi korban.

"Balasan Iran terhadap pembunuhan Soleimani akan sangat berat. Haifa dan pusat-pusat militer Israel akan termasuk dalam balas dendam ini," tegas Mohzen Rezaei, mantan pimpinan Garda Revolusioner Iran, seperti dikutip dari Reuters.


Gayung bersambut. Ancaman Iran ditanggapi tidak kalah keras oleh Trump. Jika Iran benar-benar melancarkan balas dendam, maka AS bakal menambah 'dosis' serangannya.

"Kalau terjadi, maka terjadilah. Kalau mereka berbuat sesuatu, maka akan ada pembalasan besar," ujar Trump.

Kekhawatiran bakal meletusnya Perang Teluk Jilid III tentu membuat investor sangat tidak nyaman. Bahkan kalau semakin banyak negara yang masuk ke medan tempur, maka Perang Dunia III adalah nama yang lebih pantas.



Sayang sekali, karena ancaman perang sungguhan di Timur Tengah membuat investor melupakan potensi berakhirnya perang dagang AS-China. Ya, kesepakatan damai dagang AS-China Fase I masih on the track untuk diteken dalam waktu dekat.

South China Morning Post memberitakan, seperti dikutip dari Reuters, delegasi Beijing akan bertolak ke Washington pada 13 Januari. Penandatanganan perjanjian damai dagang dijadwalkan berlangsung di Gedung Putih pada 15 Januari, dan delegasi China akan pulang pada 16 Januari.


Awalnya, China ingin kesepakatan dagang diteken pada awal Januari. Namun kemudian Trump melalui cuitan di Twitter mengumumkan bahwa perjanjian akan ditandatangani pada 15 Januari dan China bersedia memenuhinya.

Padahal damai dagang AS-China akan membuat arus perdagangan dan investasi global kembali bersemi setelah layu dalam lebih dari setahun terakhir. Hasilnya adalah pertumbuhan ekonomi dunia bakal lebih baik.

Namun apa daya, risiko perang tembak-tembakan menutup hawa damai di sisi perdagangan. Akibatnya, arus modal yang mengalir ke aset-aset berisiko di Asia menjadi seret karena investor memilih bermain aman.

Jadi pelemahan mata uang tidak hanya terjadi di Indonesia. Hampir seluruh mata uang utama Asia melemah di hadapan dolar AS karena minimnya topangan arus modal asing.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:08 WIB:




TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular