
AS-Iran Panas, Investor Pilih Emas, Rupiah Pun Lemas
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 January 2020 08:37

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Faktor eksternal yaitu tensi di Timur Tengah yang meninggi menjadi alasan utama bagi pelaku pasar untuk menghindari aset-aset berisiko di negara berkembang Asia, termasuk Indonesia.
Pada Senin (6/1/2020), US$ 1 dihargai Rp 13.920 kala pembukaan pasar spot. Masih stagnan, sama seperti posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Namun itu tidak lama, karena rupiah langsung masuk jalur merah. Pada pukul 08:28 WIB, US$ 1 sudah setara dengan Rp 13.940 di mana rupiah melemah 0,14%.
Sepanjang pekan lalu, rupiah masih bisa menguat 0,18% terhadap dolar AS. Bahkan dalam sebulan terakhir apresiasi rupiah masih sangat tajam yaitu 1,28%.
Ini membuat rupiah rawan terserang aksi ambil untung (profit taking). Penguatan yang sudah tajam tentu akan menggoda investor untuk mencairkan keuntungan. Tekanan jual akan membuat nilai tukar rupiah melemah.
Selain itu, memang ada sentimen yang membikin pelaku pasar punya alasan kuat untuk melakukan profit taking. Setelah perang dagang AS-China, kini investor punya kekhawatiran baru yaitu risiko perang betulan di Timur Tengah.
Pada Senin (6/1/2020), US$ 1 dihargai Rp 13.920 kala pembukaan pasar spot. Masih stagnan, sama seperti posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Namun itu tidak lama, karena rupiah langsung masuk jalur merah. Pada pukul 08:28 WIB, US$ 1 sudah setara dengan Rp 13.940 di mana rupiah melemah 0,14%.
Sepanjang pekan lalu, rupiah masih bisa menguat 0,18% terhadap dolar AS. Bahkan dalam sebulan terakhir apresiasi rupiah masih sangat tajam yaitu 1,28%.
Ini membuat rupiah rawan terserang aksi ambil untung (profit taking). Penguatan yang sudah tajam tentu akan menggoda investor untuk mencairkan keuntungan. Tekanan jual akan membuat nilai tukar rupiah melemah.
Selain itu, memang ada sentimen yang membikin pelaku pasar punya alasan kuat untuk melakukan profit taking. Setelah perang dagang AS-China, kini investor punya kekhawatiran baru yaitu risiko perang betulan di Timur Tengah.
Next Page
Iran: Trump Teroris yang Pakai Jas!
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular