
AS-Iran Panas, Investor Pilih Emas, Rupiah Pun Lemas
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 January 2020 08:37

Namun tidak hanya di Timur Tengah, friksi AS-Iran sepertinya mulai melebar dan semakin banyak memakan korban. Akhir pekan lalu, seorang prajurit dan dua orang kontraktor AS terbunuh di Kenya.
Pelakunya adalah milisi Al Shabaab, kelompok yang sudah hitungan dekade mencoba berkuasa dan menerapkan hukum syariah. Sangat mungkin aksi ini terprovokasi akibat ulah AS di Timur Tengah.
Irak, negara yang terjepit di tengah pusaran konflik AS-Iran, akhirnya gerah juga. Parlemen Negeri 1001 Malam memutuskan bahwa pasukan AS dan negara-negara barat lainnya harus pergi.
"Pemerintah Irak harus bekerja demi menyudahi kehadiran tentara dari negara mana saja di tanah Irak. Mencegah agar mereka menggunakan tanah dan wilayah udara untuk kepentingan apa pun," tegas keterangan resmi parlemen Irak, sebagaimana diwartakan Reuters.
Akan tetapi, AS masih keukeuh mempertahankan kehadirannya di Irak. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan, AS siap membantu Iran untuk menghadapi ancaman dan serangan para teroris.
Kekhawatiran rakyat Irak sangat beralasan, karena jika konflik AS-Iran semakin panas maka sangat mungkin akan berujung ke agresi militer. Perang sungguhan. Perang Teluk Jilid III, yang apabila semakin banyak negara yang terjun ke medan tempur maka bisa menjadi Perang Dunia III.
"AS menghabiskan US$ 2 triliun untuk peralatan militer. Kami adalah yang terbesar dan terbaik di dunia. Jika Iran menyerang basis AS atau warga AS, maka kami akan mengirim alat-alat baru yang indah tersebut tanpa keraguan!" cuit Trump di Twitter. Sebuah ancaman, bukan peringatan, bahwa sangat mungkin perang sudah di depan mata.
Oleh karena itu, sangat wajar investor cemas dan meninggalkan aset-aset berisiko. Demi mencari aman, aset-aset berstatus safe haven menjadi buruan utama. Tidak heran harga emas naik sampai 1,61% menjadi US$ 1.575.2/troy ons pada pukul 08:26 WIB.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pelakunya adalah milisi Al Shabaab, kelompok yang sudah hitungan dekade mencoba berkuasa dan menerapkan hukum syariah. Sangat mungkin aksi ini terprovokasi akibat ulah AS di Timur Tengah.
Irak, negara yang terjepit di tengah pusaran konflik AS-Iran, akhirnya gerah juga. Parlemen Negeri 1001 Malam memutuskan bahwa pasukan AS dan negara-negara barat lainnya harus pergi.
Akan tetapi, AS masih keukeuh mempertahankan kehadirannya di Irak. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan, AS siap membantu Iran untuk menghadapi ancaman dan serangan para teroris.
Kekhawatiran rakyat Irak sangat beralasan, karena jika konflik AS-Iran semakin panas maka sangat mungkin akan berujung ke agresi militer. Perang sungguhan. Perang Teluk Jilid III, yang apabila semakin banyak negara yang terjun ke medan tempur maka bisa menjadi Perang Dunia III.
"AS menghabiskan US$ 2 triliun untuk peralatan militer. Kami adalah yang terbesar dan terbaik di dunia. Jika Iran menyerang basis AS atau warga AS, maka kami akan mengirim alat-alat baru yang indah tersebut tanpa keraguan!" cuit Trump di Twitter. Sebuah ancaman, bukan peringatan, bahwa sangat mungkin perang sudah di depan mata.
Oleh karena itu, sangat wajar investor cemas dan meninggalkan aset-aset berisiko. Demi mencari aman, aset-aset berstatus safe haven menjadi buruan utama. Tidak heran harga emas naik sampai 1,61% menjadi US$ 1.575.2/troy ons pada pukul 08:26 WIB.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular