AS Tarik Pelatuk Perang, Wall Street Berpeluang Anjlok

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 January 2020 20:21
Wall Street berpeluang dibuka ke zona merah pada Jumat (3/1/2020) setelah AS mengonfirmasi serangan yang membunuh petinggi militer Iran
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) berpeluang dibuka ke zona merah pada perdagangan Jumat (3/1/2020) setelah Pentagon mengonfirmasi serangan yang menewaskan petinggi militer Iran.

Serangan tersebut dikhawatirkan menekan pasar minyak dan meningkatan ketegangan kawasan Timur Tengah. Harga minyak mentah di bursa berjangka AS melesat sekitar 4% ke US$ 63,56 per barrel, memicu kekhawatiran tekanan di pasar energi.

Pada pukul 07:25 waktu setempat, Indeks futures Dow Jones Industrial Average anjlok 280 poin. Indeks futures S&P 500 dan Nasdaq 100 juga anjlok drastis. Investor menghindari aset berisiko seperti saham dan memburu surat berharga AS serta emas.

Harga emas di bursa berjangka melonjak 1,4% menjadi US$ 1.548,7 per ounce sementara imbal hasil (yield) surat berharga pemerintah AS bertenor 10-tahun anjlok ke kisaran 1,81%. Penurunan yield mengindikasikan harga obligasi sedang naik karena diburu pemodal.

Cboe Volatility Index (VIX), yang merupakan acuan utama dalam mengukur kekhawatiran para trader Wall Street, ditransaksikan menguat 3 poin, atau 23,7%, menjadi 15,43.

Saham emiten penerbangan yang merupakan konsumen utama avtur pun anjlok merespons serangan AS tersebut. Saham United Airlines, American Airlines, Delta Air Lines dan JetBlue Airways anjlok lebih dari 2% di pra-pembukaan.

Sebaliknya, saham emiten di sektor energi melonjak. Saham Devon Energy dan Marathon Oil masing-masing melonjak lebih dari 3% sedangkan saham Occidental Petroleum melompat lebih dari 2% di pasar pra-pembukaan.

Pemerintah AS pada Kamis mengumumkan bahwa Jenderal Iran Qassem Soleimani terbunuh dalam serangan roket mereka di Baghdad. Soleimani adalah tokoh kunci di balik intelijen Iran dan keberhasilan operasi mereka di kawasan Timur Tengah melawan ISIS dan kepentingan AS serta Israel.

Serangan tersebut dikhawatirkan memicu serangan balasan dari Negeri Persia tersebut ke fasilitas militer dan minyak AS di Timur Tengah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Kinerja Keuangan Bikin Gemetar, Wall Street Bakal Merah Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular