Perang Membara, Pelaku Pasar Khawatir dengan Kenaikan Minyak

Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 January 2020 16:15
Peningkatan harga akan terjadi hingga kisaran US$ 70-US$ 80 per barel.
Foto: Serangan terhadap Kedutaan Besar AS mengekspos pelebaran kesenjangan AS-Irak terhadap Iran. ( (AP Photo/Nasser Nasser)
Jakarta, CNBC Indonesia - Analis menilai perang yang terjadi di Timur Tengah saat ini akan berdampak pada penguatan harga komoditas minyak dunia. Sebab, dengan terjadinya perang akan membuat supply minyak dunia akan terganggu.

Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial mengatakan peningkatan harga minyak dunia ini diperkirakan akan terjadi dalam waktu empat sampai enam bulan ke depan. Peningkatan harga akan terjadi hingga kisaran US$ 70-US$ 80 per barel.

"Itu [perang] efeknya ke harga minyak dunia itu sepertinya akan bergejolak. Tapi harus hati-hati juga harga minyak dunia naik bukan karena demand, lebih ke supply. Jadi kan sebenarnya harga komoditas atau barang menarik karena demand bukan supply, jadi menariknya hanya suatu saat doang," kata Janson ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (3/1/2020).

Meski demikian, menurut Janson patut diwaspadai tingkat resisten dari harga masing-masing komoditas dunia ini.

Kata dia, selain minyak dunia, komoditas lainnya yang juga diwaspadai peningkatan harganya adalah kelapa sawit dengan harga resisten di RM 3.100 - RM 3.200. Sedangkan untuk resisten harga batu bara berada di US$ 80-US$ 90 per ton.

"Paling lama faktor bullish 4-6 bulan, karena supply. Kalau demand memang global growth memang masih lemah 2,9-%3% pertumbuhannya," terang dia.

Kemungkinan terjadinya perang di Timur Tengah menjadi penyebab memburuknya sentimen pelaku pasar. Hal ini bermula saat Kedutaan Amerika Serikat (AS) di Irak mendapat serangan pada Selasa (31/12/2019) yang membuat Presiden Donald Trump geram.

Iran dituduh ada di balik serangan tersebut, dan AS siap membalas. Pada hari ini, Jendral Pasukan Elit Iran dilaporkan Tewas dalam sebuah serangan udara di Baghdad.

CNBC International mewartakan dalam serangan udara di Baghdad Jenderal Pasukan Elit Iran, Qassim Soleimani tewas dalam serangan udara bersama dengan wakil komandan milisi Iran atau yang dikenal dengan Popular Mobilization Forces (PMF). PMF menyatakan AS ada dibalik serangan tersebut.

Pentagon sudah mengkonfirmasi serangan yang menewaskan jendral serta Iran serta deputi komandan PMF tersebut.

Tewasnya dua tokoh penting Iran tersebut dikabarkan dapat membuat situasi di Timur Tengah semakin panas, Iran dan PMF kemungkinan akan membalas AS dan Israel.
(hps/hps) Next Article Clue! Jelang Ramadhan ke Saham Mana Bandar Belanja?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular