
Tahun Baru, Kurs Dolar Australia di Level Terkuat Lima Bulan
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 January 2020 12:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (2/1/2019). Di tahun baru, Mata uang Negeri Kanguru perkasa di dekat level terkuat dalam lima bulan terakhir.
Pada pukul 10:10 WIB, AU$ 1 setara dengan Rp 9.744,56, dolar Australia menguat 0,05% di pasar spot melansir data Refinitiv.
Dolar Australia mulai mendapat momentum penguatan sejak Kamis (19/12/2019) setelah Biro Pusat Statistik Australia melaporkan tingkat pengangguran di bulan November turun menjadi 5,2% dari bulan sebelumnya 5,3%. Sementara di bulan yang sama, terjadi penambahan jumlah tenaga kerja yang direkrut sebanyak 39.900 orang, berbanding terbalik dengan bulan sebelumnya yang terjadi pengurangan 24.500 orang.
Data ini memberikan sentimen positif setelah sebelumnya dolar Australia mengalami tekanan akibat rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) pada Selasa (17/12/2019). Notula rapat awal Desember tersebut menunjukkan RBA sedang menyiapkan pelonggaran moneter lebih lanjut. Bank sentral pimpinan Philip Lowe ini sudah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali sepanjang 2019, masing-masing sebesar 25 basis poin hingga ke rekor terendah 0,75%.
Kondisi pasar tenaga kerja yang memburuk, inflasi yang rendah, serta pertumbuhan ekonomi yang melambat membuat RBA memangkas suku bunga secara agresif untuk memberikan stimulus ke perekonomian.
Data tenaga kerja terbaru dengan tingkat pengangguran yang turun memberikan harapan perekonomian akan membaik, dampak pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali mulai bekerja. Jika terus menunjukkan perbaikan, ada peluang RBA tidak lagi memangkas suku bunga, dolar Australia menjadi perkasa, sejak 17 Desember hingga hari ini sudah menguat 1,1%
Kabar kesepakatan dagang fase I antara Amerika Serikat (AS) dengan China juga berdampak positif ke dolar Australia, mengingat Negeri Tiongkok merupakan mitra dagang utama Australia.
Perang dagang membuat pertumbuhan ekonomi China melambat hingga ke level terendah sejak tahun 1992, dan turut menyeret turun perekonomian Australia. Kesepakatan dagang diharapkan dapat membangkitkan ekonomi China, yang tentunya bisa mengerek naik ekonomi Australia. Presiden AS, Donald Trump melalui cuitan di Twitter menyatakan kesepakatan dagang AS-China akan diteken pada 15 Januari nanti.
Berikut kurs jual beli dolar Australia yang diambil dari beberapa situs resmi bank nasional pada pukul 10:30 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lagi-Lagi Karena China, Dolar Australia Berjaya Lawan Rupiah
Pada pukul 10:10 WIB, AU$ 1 setara dengan Rp 9.744,56, dolar Australia menguat 0,05% di pasar spot melansir data Refinitiv.
Dolar Australia mulai mendapat momentum penguatan sejak Kamis (19/12/2019) setelah Biro Pusat Statistik Australia melaporkan tingkat pengangguran di bulan November turun menjadi 5,2% dari bulan sebelumnya 5,3%. Sementara di bulan yang sama, terjadi penambahan jumlah tenaga kerja yang direkrut sebanyak 39.900 orang, berbanding terbalik dengan bulan sebelumnya yang terjadi pengurangan 24.500 orang.
Data ini memberikan sentimen positif setelah sebelumnya dolar Australia mengalami tekanan akibat rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) pada Selasa (17/12/2019). Notula rapat awal Desember tersebut menunjukkan RBA sedang menyiapkan pelonggaran moneter lebih lanjut. Bank sentral pimpinan Philip Lowe ini sudah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali sepanjang 2019, masing-masing sebesar 25 basis poin hingga ke rekor terendah 0,75%.
Kondisi pasar tenaga kerja yang memburuk, inflasi yang rendah, serta pertumbuhan ekonomi yang melambat membuat RBA memangkas suku bunga secara agresif untuk memberikan stimulus ke perekonomian.
Data tenaga kerja terbaru dengan tingkat pengangguran yang turun memberikan harapan perekonomian akan membaik, dampak pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali mulai bekerja. Jika terus menunjukkan perbaikan, ada peluang RBA tidak lagi memangkas suku bunga, dolar Australia menjadi perkasa, sejak 17 Desember hingga hari ini sudah menguat 1,1%
Kabar kesepakatan dagang fase I antara Amerika Serikat (AS) dengan China juga berdampak positif ke dolar Australia, mengingat Negeri Tiongkok merupakan mitra dagang utama Australia.
Perang dagang membuat pertumbuhan ekonomi China melambat hingga ke level terendah sejak tahun 1992, dan turut menyeret turun perekonomian Australia. Kesepakatan dagang diharapkan dapat membangkitkan ekonomi China, yang tentunya bisa mengerek naik ekonomi Australia. Presiden AS, Donald Trump melalui cuitan di Twitter menyatakan kesepakatan dagang AS-China akan diteken pada 15 Januari nanti.
Berikut kurs jual beli dolar Australia yang diambil dari beberapa situs resmi bank nasional pada pukul 10:30 WIB.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
Bank BRI | 9.585,47 | 9.751,95 |
Bank Mandiri | 9.732,00 | 9.771,00 |
Bank BTN | 9.636,00 | 9.832,00 |
Bank BCA | 9.740,02 | 9.770,02 |
CIMB Niaga | 9.730,00 | 9.749,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lagi-Lagi Karena China, Dolar Australia Berjaya Lawan Rupiah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular