'Basian' Tahun Baru, Rupiah Melemah Dulu...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 January 2020 10:06
'Basian' Tahun Baru, Rupiah Melemah Dulu...
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun di pasar spot, rupiah yang sempat menguat kini menapaki jalur merah.

Pada Kamis (2/1/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 13.895. Rupiah menguat 0,04% dibandingkan posisi sebelum libur Tahun Baru.

Sementara di 'arena' pasar spot, nasib rupiah tidak seberuntung itu. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 13.895 di mana rupiah melemah 0,11%. Padahal kala pembukaan pasar spot, rupiah menguat 0,11%.


Ternyata mayoritas mata uang Asia pun bernasib serupa. Ya, sebagian besar mata uang Benua Kuning pun terdepresiasi di hadapan dolar AS. Sejauh ini hanya yen Jepang, rupee India, dan ringgit Malaysia yang menguat.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:05 WIB:





Sepertinya investor masih jetlag selepas libur Tahun Baru. Pasar masih mencari bentuk untuk menghadapi perdagangan 2020. Risk appetite belum pulih seperti pada akhir 2019.

Namun bukan berarti rupiah dkk di Asia tidak punya harapan untuk berbalik menguat. Sebab ada sentimen positif bernama damai dagang AS-China.

Jelang Tahun Baru, Presiden AS Donald Trump menyampaikan kabar gembira. Melalui cuitan di Twitter, suami Melania Trump itu mengungkapkan perjanjian damai dagang AS-China akan diteken bulan ini.

"Saya akan menandatangani perjanjian Fase I yang sangat besar dan komprehensif dengan China pada 15 Januari. Seremoni akan dilakukan di Gedung Putih. Delegasi tingkat tinggi dari China akan datang. Selepas itu, saya akan datang ke Beijing dan memulai pembicaraan Fase II," cuit Trump di Twitter.


Damai dagang AS-China memang baru masuk Fase I. Namun dengan hubungan kedua negara yang semakin harmonis, maka langkah menuju fase-fase selanjutnya bisa berjalan mulus. Semoga nantinya AS-China bisa mencapai damai dagang yang hakiki.

Perang dagang AS-China yang berlangsung selama lebih dari setahun terakhir menyebabkan rantai pasok global setengah lumpuh. Volume perdagangan dan investasi jauh melambat, gara-gara dua perekonomian terbesar di planet bumi saling hambat.

Dengan terciptanya damai dagang, maka ada harapan besar rantai pasok global akan pulih. Pertumbuhan ekonomi tidak lagi seret, siap melaju pada 2020. Harapan ini yang berpotensi membuat investor enggan bermain aman dan siap memburu aset-aset berisiko di pasar keuangan Asia.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular