
Setelah Terus-terusan Cetak Rekor, Harga CPO Santai Dulu
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
30 December 2019 10:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mengalami reli panjang dan mencetak rekor tertinggi barunya, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mengalami penurunan pada awal perdagangan hari ini.
Senin (30/12/2019), harga CPO pengiriman Maret 2020 menyentuh level RM 3.059/ton atau turun 0,46% dibanding harga penutupan pekan kemarin. Jumat (27/12/2019), harga CPO ditutup di level RM 3.073/ton.
Harga CPO kontrak di Bursa Malaysia Derivatif Exchange mulai bullish sejak pertengahan Oktober. Per 14 Oktober hingga hari ini, harga CPO melesat 41,8%. Sementara jika dipatok sejak awal tahun harga CPO melejit 44,2%.
Penguatan harga CPO terjadi setelah pasar khawatir pasokan minyak sawit untuk tahun depan terganggu karena beberapa faktor.
Dari sisi produksi, output diperkirakan turun karena kekeringan panjang yang melanda Asia Tenggara, kabut yang menurunkan yield serta penggunaan pupuk yang lebih rendah oleh petani.
Sementara itu, ekspor produk minyak sawit untuk periode 1-25 Desember turun 9,6% - 12,8% dibanding bulan lalu menurut surveyor kargo, Intertek Testing Services dan AmSpec Agri Malaysia, melansir Reuters.
Tahun depan permintaan minyak sawit akan ditopang oleh konsumsi domestik. Malaysia sebagai negara produsen sawit terbesar kedua di dunia merencanakan untuk peluncuran program B20 pada Februari 2020.
Sementara Indonesia sebagai produsen terbesar kelapa sawit meluncurkan program biodiesel B30, Senin pekan ini. Program B30 yang diinisiasi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/tas) Next Article Awal 2020, Harga CPO Naik Meski Tak Bisa Banyak
Senin (30/12/2019), harga CPO pengiriman Maret 2020 menyentuh level RM 3.059/ton atau turun 0,46% dibanding harga penutupan pekan kemarin. Jumat (27/12/2019), harga CPO ditutup di level RM 3.073/ton.
Harga CPO kontrak di Bursa Malaysia Derivatif Exchange mulai bullish sejak pertengahan Oktober. Per 14 Oktober hingga hari ini, harga CPO melesat 41,8%. Sementara jika dipatok sejak awal tahun harga CPO melejit 44,2%.
Penguatan harga CPO terjadi setelah pasar khawatir pasokan minyak sawit untuk tahun depan terganggu karena beberapa faktor.
Dari sisi produksi, output diperkirakan turun karena kekeringan panjang yang melanda Asia Tenggara, kabut yang menurunkan yield serta penggunaan pupuk yang lebih rendah oleh petani.
Sementara itu, ekspor produk minyak sawit untuk periode 1-25 Desember turun 9,6% - 12,8% dibanding bulan lalu menurut surveyor kargo, Intertek Testing Services dan AmSpec Agri Malaysia, melansir Reuters.
Tahun depan permintaan minyak sawit akan ditopang oleh konsumsi domestik. Malaysia sebagai negara produsen sawit terbesar kedua di dunia merencanakan untuk peluncuran program B20 pada Februari 2020.
Sementara Indonesia sebagai produsen terbesar kelapa sawit meluncurkan program biodiesel B30, Senin pekan ini. Program B30 yang diinisiasi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/tas) Next Article Awal 2020, Harga CPO Naik Meski Tak Bisa Banyak
Most Popular