
Harga CPO Meroket 5% Pekan Ini, Gara-gara Program Jokowi?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 December 2019 10:54

Di sisi lain, permintaan CPO sedang tinggi khususnya dari Malaysia dan Indonesia. Kedua negara memang tengah menggalakkan penggunaan CPO sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil.
Di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan ini meresmikan implementasi program B30 yaitu pencampuran bahan bakar diesel (solar) dengan bahan bakar nabati sebesar 30%. Bahkan ke depan kandungan bahan bakar nabati akan ditingkatkan.
"B30 akan menciptakan permintaan domestik dan multiplier effect terhadap 16 juta petani sawit kita. Program B30 yang nantinya ke B100 juta akan membuat kita tidak mudah ditekan-tekan lagi oleh kampanye negatif beberapa negara karena pasar dalam negeri yang sangat besar," kata Kepala Negara.
FX Sutijastoto, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan program B30 akan meningkatkan kebutuhan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) menjadi 9,6 juta kiloliter tahun depan. Ini setara dengan menghemat solar 165.000 barel/hari.
"Sebagaimana arahan Bapak Presiden, kami akan terus mengembangkan ini. Apakah itu menjadi B50 sampai B100," kata Sutijastoto.
Dengan kondisi pasokan yang menipis sementara permintaan membludak, tidak heran harga CPO melesat. Ini menjadi kabar baik bagi ekspor Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (yang didominasi oleh CPO) mencapai US$ 15,55 miliar sepanjang Januari-November 2019. Nilai ini hanya kalah dari bahan bakar mineral (yang didominasi batu bara) yaitu US$ 20,46 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan ini meresmikan implementasi program B30 yaitu pencampuran bahan bakar diesel (solar) dengan bahan bakar nabati sebesar 30%. Bahkan ke depan kandungan bahan bakar nabati akan ditingkatkan.
"B30 akan menciptakan permintaan domestik dan multiplier effect terhadap 16 juta petani sawit kita. Program B30 yang nantinya ke B100 juta akan membuat kita tidak mudah ditekan-tekan lagi oleh kampanye negatif beberapa negara karena pasar dalam negeri yang sangat besar," kata Kepala Negara.
FX Sutijastoto, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan program B30 akan meningkatkan kebutuhan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) menjadi 9,6 juta kiloliter tahun depan. Ini setara dengan menghemat solar 165.000 barel/hari.
"Sebagaimana arahan Bapak Presiden, kami akan terus mengembangkan ini. Apakah itu menjadi B50 sampai B100," kata Sutijastoto.
Dengan kondisi pasokan yang menipis sementara permintaan membludak, tidak heran harga CPO melesat. Ini menjadi kabar baik bagi ekspor Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (yang didominasi oleh CPO) mencapai US$ 15,55 miliar sepanjang Januari-November 2019. Nilai ini hanya kalah dari bahan bakar mineral (yang didominasi batu bara) yaitu US$ 20,46 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular