
Wimboh: Ekonomi RI Masih Mending, Negara Lain Lebih Parah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan penyaluran kredit perbankan tahun 2019 cukup seret karena imbas dari perekonomian Tanah Air dan ekonomi global yang sedang bergejolak.
Sebelumnya Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kredit perbankan tahun ini hanya tumbuh 8%, jauh dari yang ditargetkan 11% sampai 12%.
"Ya tidak apa-apa. Ini kan juga imbas ekonomi dunia, mau tidak mau akan berimbas kepada kita," ujar Wimboh saat ditemui dalam perayaan Natal di kediaman Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, Rabu (25/12/2019).
Lebih lanjut, Wimboh memandang bahwa meskipun kredit perbankan seret, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diproyeksi mampu tumbuh di atas 5%. Lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara lain.
"Seluruh dunia [ekonominya melambat]. Kita masih mending pertumbuhan kita di atas 5 persen. Negara lain lebih parah," kata Wimboh melanjutkan.
Kendati demikian, kata Wimboh, pemerintah tidak boleh lengah dan harus mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang baru untuk diciptakan.
"Sehingga yang tadinya belum kesentuh, ya harus kira sentuh. Kita olah bersama-sama sinergi ya bisa memperluas kesempatan kerja dan memperbesar ekspor," tuturnya.
"Dan juga kita harus lebih efisien. Prosesnya cepat perizinan kita sinergi seluruh sektor dan untuk sektor keuangan harus lebih proaktif untuk mendorong pertumbuhan," kata dia melanjutkan.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% (year-on-year/YoY) pada kuartal III-2019. Melambat dibandingkan pencapaian kuartal sebelumnya yaitu 5,05% dan menjadi laju terlemah sejak kuartal II-2017.
(tas/tas) Next Article Merana Lagi Gegara PPKM, Bos OJK: Laju Kredit Cuma Tumbuh 6%
