
Harpitnas! IHSG Tutup di Zona Hijau, Transaksi Tembus Rp 11 T
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 December 2019 16:39

Terakhir, sentimen positif bagi bursa saham Asia datang dari perkembangan proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit). Pada tanggal 12 Desember kemarin, Inggris mengadakan pemilihan umum.
Melansir BBC, Partai Konservatif memenangi 365 kursi di parlemen atau 47 kursi lebih banyak dari yang berhasil mereka raih pada gelaran pemilihan umum tahun 2017. Sebagai informasi, sebuah partai biasanya memerlukan lebih dari 320 kursi di Parlemen guna meloloskan rancangan undang-undang.
Dengan kemenangan tersebut, Boris Johnson yang juga merupakan pemimpin Partai Konservatif otomatis mempertahankan posisinya sebagai perdana menteri Inggris.
Kini, kemenangan besar Johnson dan Partai Konservatif terlihat sudah membuahkan hasil. Pada hari Jumat, parlemen Inggris menyetujui kesepakatan Brexit yang diajukan oleh Johnson.
Melansir CNBC International, para anggota parlemen di Inggris telah menyetujui inti dari kesepakatan Brexit yang diajukan oleh Johnson. Kesepakatan Brexit yang diajukan oleh Johnson lolos dengan suara 358 berbanding 234.
Pada awal tahun depan, kesepakatan Brexit tersebut akan dirundingkan oleh kedua kamar yang membentuk parlemen Inggris (House of Commons dan House of Lords).
Memang, dengan dikuasainya mayoritas kursi Parlemen oleh Partai Konservatif, proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) diharapkan bisa berjalan dengan mulus. Seperti diketahui, sebelumnya proposal Brexit selalu kandas di Parlemen.
Bahkan, Theresa May yang merupakan perdana menteri Inggris sebelum Johnson harus rela mundur dari posisinya pasca mendapatkan penolakan sebanyak tiga kali kala mengajukan kesepakatan Brexit ke Parlemen. May resmi mundur dari posisinya pada tanggal 7 Juni 2019.
Kini, Inggris berada di jalur yang tepat untuk meninggalkan Uni Eropa pada tanggal 31 Januari 2020, yang berarti ketidakpastian menjadi berkurang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Melansir BBC, Partai Konservatif memenangi 365 kursi di parlemen atau 47 kursi lebih banyak dari yang berhasil mereka raih pada gelaran pemilihan umum tahun 2017. Sebagai informasi, sebuah partai biasanya memerlukan lebih dari 320 kursi di Parlemen guna meloloskan rancangan undang-undang.
Dengan kemenangan tersebut, Boris Johnson yang juga merupakan pemimpin Partai Konservatif otomatis mempertahankan posisinya sebagai perdana menteri Inggris.
Melansir CNBC International, para anggota parlemen di Inggris telah menyetujui inti dari kesepakatan Brexit yang diajukan oleh Johnson. Kesepakatan Brexit yang diajukan oleh Johnson lolos dengan suara 358 berbanding 234.
Pada awal tahun depan, kesepakatan Brexit tersebut akan dirundingkan oleh kedua kamar yang membentuk parlemen Inggris (House of Commons dan House of Lords).
Memang, dengan dikuasainya mayoritas kursi Parlemen oleh Partai Konservatif, proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) diharapkan bisa berjalan dengan mulus. Seperti diketahui, sebelumnya proposal Brexit selalu kandas di Parlemen.
Bahkan, Theresa May yang merupakan perdana menteri Inggris sebelum Johnson harus rela mundur dari posisinya pasca mendapatkan penolakan sebanyak tiga kali kala mengajukan kesepakatan Brexit ke Parlemen. May resmi mundur dari posisinya pada tanggal 7 Juni 2019.
Kini, Inggris berada di jalur yang tepat untuk meninggalkan Uni Eropa pada tanggal 31 Januari 2020, yang berarti ketidakpastian menjadi berkurang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular