Ulasan 2019

Gerak Minyak 2019 Diwarnai Bom, Boikot, & Drama Perang Dagang

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
23 December 2019 13:56
Kinerja Pasar Minyak Mentah Kuartal III & IV 2019
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto
Harga minyak sempat anjlok dalam pada awal Juni. Tensi perang dagang yang kembali memanas antara AS dengan China jadi perhatian utama yang memberatkan harga minyak mentah. Namun upaya OPEC+ untuk menghindari risiko kelebihan pasokan membuat harga minyak mentah berbalik menguat (rebound).



Pada kuartal III-2019, harga minyak mentah bergerak fluktuatif. Harga minyak mentah sempat melesat 15% dalam sehari tepatnya pada 16 September 2019. Harga minyak reli setelah terjadi serangan drone terhadap fasilitas kilang minyak mentah Arab yang merusak fasilitas kilang Khurais & Abqaiq.

Sejak meledaknya fasilitas kilang Saudi Aramco 14 September lalu, produksi minyak Arab Saudi terpangkas hingga 5,7 juta barel per hari. Jumlah tersebut setara dengan lebih dari separuh produksi minyak Arab Saudi dan 5% produksi minyak global.

Akibatnya, dalam beberapa minggu setelahnya pasokan minyak berkurang 5,7 juta barel/hari. Hal tersebut sudah cukup membuat harga minyak mentah kembali meroket mengakhiri tren kelesuannya dalam beberapa bulan terakhir. Namun sehari setelah itu harga minyak terkoreksi cukup tajam.

Tak berapa lama setelah serangan itu, kerajaan Arab meyakinkan bahwa pasokan akan segera kembali pulih. Kabar tersebut membuat harga minyak kembali turun selain naik sangat tinggi. Nyatanya, Arab Saudi berhasil mengembalikan tingkat produksi minyaknya dalam kurun waktu dua minggu setelah peristiwa tersebut.

Awal Kuartal IV-2019 juga diwarnai dengan ketegangan. Kurang dari sebulan waktu berselang, ketegangan di Timur Tengah kembali terjadi. Tepatnya pada 11 Oktober 2019, kapal tanker pengangkut minyak mentah Iran bernama Sabiti mengalami kebocoran akibat serangan rudal.

Kebocoran terjadi di sekitar 60 mil (96 kilometer) dari pelabuhan Jeddah. Serangan ini membuat harga minyak mentah naik 2% dalam sehari. Serangan ini memang tidak memiliki dampak sebesar serangan terhadap fasilitas kilang minyak Arab.

Harga minyak mentah pada kuartal IV cenderung mengalami tren kenaikan sebesar 14%. Dengan berbagai drama tarik ulur hubungan dagang AS-China, akhirnya pada pertengahan Desember kedua negara mencapai kesepakatan dagang fase-I yang ditandai dengan pembatalan dan pengurangan tarif oleh AS dan pembelian produk pertanian AS oleh China.

Kabar tersebut direspon positif oleh pasar dan melambungkan harga minyak mentah. Kedua negara dikabarkan meneken kesepakatan fase pertama Januari nanti di Washington. Faktor lain yang mendongkrak harga minyak mentah adalah keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak mentah lebih dalam hingga 1,7 juta barel per hari (bph).

Singkat kata.. Berkat ketegangan, harga minyak memanas lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular