
Kuat Banget nih! Harga CPO Gak Turun-turun dari RM 2.900/ton
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
23 December 2019 11:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pagi ini turun tipis. Namun harga CPO masih bergerak di rentang tertingginya tahun ini di tengah kekhawatiran potensi risiko di sisi suplai.
Senin (23/12/2019), harga CPO kontrak pengiriman Maret di Bursa Malaysia Derivatif Exchange masih berada di atas level psikologis RM 2.900/ton. Pada pukul 10.40 harga CPO berada di level RM 2.907/ton atau turun 0,17% dibanding harga penutupan perdagangan pekan lalu.
Pasar masih memperlihatkan kekhawatiran akan potensi risiko suplai tahun depan. Tingkat produksi Indonesia dan Malaysia untuk periode Desember-Maret diramal lebih rendah dari sebelumnya. Padahal di periode tersebut permintaan minyak sawit diprediksi akan menguat.
Melansir Reuters, para trader melihat produksi minyak kelapa sawit di kedua negara pada semester pertama 2020 turun 320.000 ton menjadi 30,47 juta metrik ton, sementara persediaan pada akhir Maret dapat turun tajam menjadi 3,5 juta metrik ton, kata Marcello Cultrera, manajer penjualan institusional di Phillip Futures di Kuala Lumpur.
Sementara itu, Dewan Minyak Kelapa Sawit Malaysia memperkirakan stok minyak sawit negara itu untuk akhir tahun ini sebesar 2,1 juta ton atau tetap pada level saat ini 2,25 juta ton. Analis juga memperkirakan ekspor Desember negara itu untuk 2020 turun 8% -12% karena pengiriman lebih rendah ke importir besar seperti India dan Cina.
Mulai tahun depan Indonesia dan Malaysia akan mengimplementasikan program mandat biodiesel. Malaysia dengan program B20-nya sementara Indonesia dengan program B30.
Hari ini (23/12/2019) Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan implementasi B30 di seluruh Indonesia. Namun Jokowi ingin program ini berlanjut ke B50 pada 2021. B50 adalah penerapan mandatori campuran biodiesel sebesar 50% dalam bahan bakar minyak jenis Solar.
Jadi nantinya 50% kandungan minyak jenis solar berasal dari biodisel. Jokowi mengatakan Indonesia tidak cukup hanya menerapkan B30. Program ini harus berlanjut untuk kembangkan energi terbarukan terbarukan (EBT).
"Produksi yang lebih rendah, ditambah dengan meningkatnya mandat biodiesel dan permintaan yang kuat dari sektor pangan, akan menjadi pendorong utama harga (minyak sawit) tahun depan." Kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian di Sunvin Group, broker minyak sayur yang berbasis di Mumbai, melansir Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/tas) Next Article Awal 2020, Harga CPO Naik Meski Tak Bisa Banyak
Senin (23/12/2019), harga CPO kontrak pengiriman Maret di Bursa Malaysia Derivatif Exchange masih berada di atas level psikologis RM 2.900/ton. Pada pukul 10.40 harga CPO berada di level RM 2.907/ton atau turun 0,17% dibanding harga penutupan perdagangan pekan lalu.
Pasar masih memperlihatkan kekhawatiran akan potensi risiko suplai tahun depan. Tingkat produksi Indonesia dan Malaysia untuk periode Desember-Maret diramal lebih rendah dari sebelumnya. Padahal di periode tersebut permintaan minyak sawit diprediksi akan menguat.
Melansir Reuters, para trader melihat produksi minyak kelapa sawit di kedua negara pada semester pertama 2020 turun 320.000 ton menjadi 30,47 juta metrik ton, sementara persediaan pada akhir Maret dapat turun tajam menjadi 3,5 juta metrik ton, kata Marcello Cultrera, manajer penjualan institusional di Phillip Futures di Kuala Lumpur.
Sementara itu, Dewan Minyak Kelapa Sawit Malaysia memperkirakan stok minyak sawit negara itu untuk akhir tahun ini sebesar 2,1 juta ton atau tetap pada level saat ini 2,25 juta ton. Analis juga memperkirakan ekspor Desember negara itu untuk 2020 turun 8% -12% karena pengiriman lebih rendah ke importir besar seperti India dan Cina.
Mulai tahun depan Indonesia dan Malaysia akan mengimplementasikan program mandat biodiesel. Malaysia dengan program B20-nya sementara Indonesia dengan program B30.
Hari ini (23/12/2019) Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan implementasi B30 di seluruh Indonesia. Namun Jokowi ingin program ini berlanjut ke B50 pada 2021. B50 adalah penerapan mandatori campuran biodiesel sebesar 50% dalam bahan bakar minyak jenis Solar.
Jadi nantinya 50% kandungan minyak jenis solar berasal dari biodisel. Jokowi mengatakan Indonesia tidak cukup hanya menerapkan B30. Program ini harus berlanjut untuk kembangkan energi terbarukan terbarukan (EBT).
"Produksi yang lebih rendah, ditambah dengan meningkatnya mandat biodiesel dan permintaan yang kuat dari sektor pangan, akan menjadi pendorong utama harga (minyak sawit) tahun depan." Kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian di Sunvin Group, broker minyak sayur yang berbasis di Mumbai, melansir Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/tas) Next Article Awal 2020, Harga CPO Naik Meski Tak Bisa Banyak
Most Popular