Kacau Reksa Dana: 4 MI Kena Semprit, 13 MI Terseret Jiwasraya

CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
23 December 2019 07:07
Kacau Reksa Dana: 4 MI Kena Semprit, 13 MI Terseret Jiwasraya
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan penertiban investasi reksa dana. Beberapa produk reksa dana yang diterbitkan manajer investasi pun masuk pengawasan dan dibubarkan oleh OJK.

Pada 16 Desember pekan lalu, giliran PT MNC Asset Management yang juga ikut kena sanksi dari regulator pasar modal tersebut. OJK memberikan sanksi berupa larangan menambah unit baru untuk tujuh reksa dana MNC Asset, atau suspensi beli untuk reksa dana dengan total dana kelolaan mencapai Rp 1,21 triliun tersebut.

Berdasarkan surat OJK bernomor S-1542/PM.21/2019 tertanggal 16 Desember 2019 disebutkan bahwa ketujuh produk kelolaan manajer investasi milik Grup MNC yang dimiliki Hary Tanoesoedibjo itu, disuspensi beli sampai perintah otoritas dipenuhi karena ada beberapa pelanggaran.



Ada tiga pelanggaran yang ditemukan pada perusahaan MI yang mengelola reksa dana senilai Rp 6,01 triliun per November tersebut. 

Pertama
, kepemilikan portofolio yang porsinya lebih dari 10% dari nilai aktiva bersih (NAB, dana kelolaan) untuk reksa dana konvensional dan lebih dari 20% untuk reksa dana syariah.

Kedua
, adalah pelanggaran efek terafiliasi berporsi lebih dari 20% NAB pada beberapa reksa dana yang dikelola perseroan.

Ketiga
, penempatan investasi pada efek utang yang sudah gagal bayar (default).

Dalam hak jawabnya, manajemen MNC Asset menegaskan bahwa masalah portofolio reksa dana perseroan disebabkan perubahan harga pasar dan perubahan dana kelolaan.

"Hal ini lebih disebabkan oleh perubahan harga pasar dari portofolio dan perubahan
asset under management [AUM] dari reksa dana tersebut yang mengakibatkan beberapa reksa dana melebihi ketentuan yang ditetapkan oleh OJK," tulis MNC Asset Management, Kamis malam (19/12/19).

Untuk poin nomor tiga, emiten Grup MNC, PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) akhirnya mengambilalih porsi portofolio surat utang gagal bayar (default) yang dimiliki PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food yakni Obligasi TPS Food 1 Tahun 2013, Sukuk Ijarah TPS Food I Tahun 2013 dan Sukuk Ijarah TPS Food II Tahun 2016.

Direktur Utama BCAP Wito Mailoa mengatakan langkah cepat tersebut dilakukan sebagai komitmen menjaga reputasi dan kepercayaan konsumen anak usaha perseroan, yakni MNC Asset.

"Sebagai wujud komitmen kami untuk menyelesaikan permasalahan dengan tetap mengutamakan kepentingan terbaik untuk para nasabah MNC Asset, Perseroan bertanggung jawab untuk mem-
bail-out porsi AISA," kata Wito Mailoa dalam keterangan resmi dikutip CNBC Indonesia, Jumat (20/12/2019).

Sebelum MNC Asset, OJK juga sudah turun tangan 'menyemprit' tiga MI lainnya.

Pertama, PT Narada Aset Manajemen yang mengalami gagal bayar transaksi pembelian saham senilai Rp 177,78 miliar.

Kedua, OJK menjatuhkan sanksi kepada PT Minna Padi Aset Manajemen yang dinilai menjual produk reksa dana berbasis saham dengan menjanjikan hasil investasi pasti (fixed rate). Bahkan suspensi penjualan yang diperintahkan OJK kepada Minna Padi Aset Manajemen telah berlanjut kepada perintah pembubaran enam produk reksa dana yang dikelola perseroan.

Ketiga, larangan penjualan reksa dana selama 3 bulan kepada PT Pratama Capital Assets Management. 

Dalam surat bernomor S-1423/PM.21/2019 tentang Perintah Untuk Melakukan Tindakan Tertentu kepada Pratama Capital Assets Management, manajer investasi tersebut dilarang menjual reksa dana dan produk investasi yang sudah dikelola perusahaan maupun membuat produk baru.


Selain larangan menjual unit dari produk yang sudah ada serta membuat produk baru, perintah lain kepada Pratama Capital dalam surat tersebut adalah memperpanjang atau menambah dana kelolaan produk kontrak pengelolaan portofolio efek untuk kepentingan nasabah secara individual. Produk jenis itu sering dikenal dengan nama kontrak pengelolaan dana (KPD).

Penyebab keluarnya surat perintah itu adalah porsi kepemilikan saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) di dalam reksa dana Pratama Capital yang melebihi batas 10%. Padahal, OJK menjelaskan sudah melakukan pembinaan kepada manajer investasi tersebut terkait dengan saham KIJA pada 2017 dan 2018.

Berdasarkan pengawasan oleh OJK atas pengelolaan dana yang dilakukan Pratama Capital pada periode 1 Mei 2019-30 Juni 2019, diketahui bahwa masih terdapat kepemilikan efek saham KIJA yang melebihi 10% dari nilai aktiva bersih (dana kelolaan) reksa dana.


OJK Bubarkan 6 Reksa Dana Minna Padi


[Gambas:Video CNBC]



Untuk persoalan yang berbeda, industri reksa dana pun lagi-lagi mendapat sorotan. Kali ini skandal PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Kejaksaan Agung (Kejagung) menemukan dugaan adanya tindak pidana korupsi atas kasus gagal bayar Jiwasraya. Kejagung juga menemukan fakta lain Jiwasraya melakukan investasi di 13 perusahaan MI yang mengelola reksa dana.

Dengan demikian, skandal di perusahaan asuransi pelat merah ini
 kian terbuka dan menyeret pihak-pihak yang ikut serta dalam pengelolaan produk JS Saving Plan yang gagal bayar senilai Rp 12,4 triliun.

Polis produk asuransi tersebut jatuh tempo pada Oktober-Desember tahun ini, namun manajemen yang baru di Jiwasraya menegaskan belum sanggup untuk melakukan pembayaran lantaran kesulitan keuangan. Kejagung sudah menerbitkan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) dengan nomor 33/FII/FD2/12/2019 pada 17 Desember 2019.


Pertanyaannya perusahaan manajer investasi mana saja yang bakal terseret kasus ini?

Hingga saat ini, Jaksa Agung Sinatiar Burhanuddin belum mengungkapkan informasi detail. Dia hanya menegaskan penyidikan masih terus dilakukan untuk memperoleh fakta adanya kegiatan investasi di 13 perusahaan yang melanggar tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

Menurut Burhanuddin, Jiwasraya diduga melakukan pelanggaran prinsip kehati-hatian karena berinvestasi di aset finansial dengan risiko tinggi untuk mengejar keuntungan tinggi. 
Keuntungan tersebut dijanjikan kepada nasabah produk asuransi JS Saving Plan yang merupakan produk bancassurance.


PAGI-SkandalJiwasrayaSeret13 MI,BerapaBesarPorsiReksaDana?Foto: ST Burhanuddin Gelar Preskon Terkait Dugaan Korupsi PT Jiwasraya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pertama, 
adalah penempatan saham 22,4% senilai Rp 5,7 triliun dari aset finansial. Dari jumlah tersebut, 2% di saham dengan kinerja baik dan 95% dana ditempatkan di saham yang berkinerja buruk.

Jiwasraya juga menempatkan investasi di aset reksa dana sebesar 59,1% senilai Rp 14,9 triliun dari aset finansial. 


"Dari jumlah tersebut 2% dikelola oleh perusahaan manajer investasi [MI] Indonesia dengan kinerja baik dan sebanyak 95% dikelola oleh MI dengan kinerja buruk," ungkap Burhanuddin, dalam konferensi pers di Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu pekan lalu (18/12/2019). 

Akibat dari investasi tersebut, Jiwasraya sampai dengan bulan Agustus 2019 menanggung potensi kerugian negara Rp 13,7 triliun. 

"Hal itu perkiraan awal dan diduga ini akan lebih dari itu," terangnya. Dia juga belum mengungkapkan 13 perusahaan pengelola reksa dana yang dimaksud.


PAGI-SkandalJiwasrayaSeret13 MI,BerapaBesarPorsiReksaDana?Foto: Korban Jiwasraya di Kementerian BUMN. (CNBC Indonesia/Choirul Anwar)


Mengacu laporan keuangan selama 3 tahun terakhir, saham dan reksa dana masuk porsi investasi cukup besar.


Pada Desember 2017 nilai investasi saham mencapai Rp 6,63 triliun, kemudian nilainya turun drastis di Desember 2018 menjadi Rp 3,77 triliun serta ambles lagi menjadi di Rp 2,48 triliun di pencatatan September 2019.

Penurunan lebih parah terjadi pada reksa dana. Pada Desember 2017 nilai reksa dana mencapai Rp 19,17 triliun, kemudian turun di Desember 2018 menjadi Rp 16,32 triliun serta penurunan paling tajam terjadi di pencatatan September 2019 menjadi Rp 6,64 triliun.

Laporan keuangan Jiwasraya 

Ikhtisar

DES 2017 (RP T)

DES 2018 (RP T)

SEPT 2019 (RP T)

ASET

45,68

36,23

25,68

-SAHAM

6,63

3,77

2,48

-DEPOSITO

4,33

1,22

0,800

-REKSA DANA

19,17

16,32

6,64

-OBLIGASI KORP.

1,80

1,41

1,40

-TANAH & BANG

8,68

8,68

8,68

- ASET LAIN

1,95

1,72

2,47

-SUN

3,09

3,11

3,19

EKUITAS

5,57

-10.20

-23,92

Sumber: Jiwasraya


Ini skenario penyelamatan Jiwasraya

[Gambas:Video CNBC]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular