Kurs Yuan Menguat, Tapi Masih di Bawah Rp 2.000/CNY

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 December 2019 12:35
Nilai tukar mata uang yuan China (CNY) menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (20/12/2019), melanjutkan penguatan Kamis kemarin.
Foto: Ilustrasi Yuan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar mata uang yuan China (CNY) menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (20/12/2019), melanjutkan penguatan Kamis kemarin. Meski demikian, mata uang yang juga disebut renminbi ini masih tertahan di bawah Rp 2.000/CNY.

Pada pukul 11:30 WIB, CNY 1 setara dengan Rp 1.996,78, yuan menguat 0,14% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli yuan di dalam negeri, berikut data yang diambil dari beberapa bank nasional pada pukul 11:45 WIB.

BankKurs BeliKurs Jual
Bank BRI1.932,012.073,31
Bank Mandiri1.985,002.010,00
Bank BTN1.885,002.107,00
Bank BCA1.994,832.001,83
CIMB Niaga1.996,002.001,00


Kesepakatan dagang fase I China dengan Amerika Serikat (AS) menjadi penggerak utama yuan di pekan ini.

Seperti diketahui sebelumnya pada Jumat (13/12/2019) pekan lalu, AS dan China sama-sama mengumumkan mencapai kesepakatan dagang fase I, dengan AS membatalkan kenaikan bea masuk pada tanggal 15 Desember lalu, serta mengurangi sebagian tarif impor yang sedang berlaku saat ini. Sementara China akan membeli lebih banyak produk agrikultur AS.



Di awal pekan ini Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, dan penasihat ekonomi Gedung Putih Lawrence Kudlow kompak menyatakan jika kesepakatan fase I sudah sepenuhnya selesai.

Lighthizer dalam acara Face the Nation yang ditayangkan di CBS mengungkapkan bahwa naskah kesepakatan damai dagang AS-China tinggal menunggu pemeriksaan yang sifatnya rutin saja. Tidak ada perubahan yang mendasar karena semua sudah disepakati.

Sementara Kudlow berharap Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping dari China akan menandatangani perjanjian tersebut pada awal Januari. Selepas itu, AS-China akan memulai negosiasi damai dagang fase II.



Selain itu data dari Negeri Tiongkok di awal pekan ini juga cukup apik. Produksi industri November dilaporkan tumbuh 6,2% year-on-year (YoY), dari bulan sebelumnya 4,7% YoY.

Pada periode yang sama penjualan ritel tumbuh 8% YoY, dibandingkan bulan sebelumnya 7,2% YoY. Artinya, perekonomian di Negeri Tiongkok sudah mulai bergeliat lagi dikala belum ada kesepakatan dagang fase I dengan AS.

Yuan terlihat dinaungi sentiment positif, tetapi nyatanya meski menguat dua hari terakhir, sepanjang pekan ini justru masih melemah 0,1% melawan rupiah.

Tidak hanya yuan, kesepakatan dagang AS-China fase I juga memberikan dampak positif ke rupiah, bahkan lebih besar.

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article AS-China Teken Trade Deal Pekan Ini, Kurs Yuan Malah Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular