Kata Bos BI Soal Dampak Pemakzulan Trump ke Rupiah

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
19 December 2019 19:28
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pemakzulan Presiden Donald Trump oleh DPR AS hanya berdampak sebentar terhadap pasar keuangan di Indonesia.
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pemakzulan Presiden Donald Trump oleh DPR Amerika Serikat (AS) hanya berdampak sebentar terhadap pasar keuangan di Indonesia.

Kendati demikian, Perry mengakui bahwa sebenarnya pemakzulan itu, dampaknya ke rupiah tidak begitu signifikan.

"Dari pergerakan nilai tukar rupiah tidak melihat pengaruh signifikan. Rupiah masih diperdagangkan Rp 13.980 -13.990 dan pergerakan waktu ke waktu itu terkait teknikal" ujar Perry dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (19/12/2019).

Pergerakan pasar keuangan global, lanjut Perry juga dipengaruhi oleh perundingan perdagangan AS dan Tiongkok serta kondisi politik Brexit (perceraian Inggris dari Uni Eropa).


Kendati demikian, dampak adanya geopolitik antar negara tersebut, kata Perry bukan hanya terjadi di Indonesia. Tapi juga di seluruh perekonomian suatu negara.

Ketidakpastian global itu, juga sebenarnya, menurut dia tidak membuat pertumbuhan ekonomi berdampak signifikan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia nyatanya masih bertahan pada kisaran 5%.

"Keseluruhan ekonomi Indonesia cukup baik dengan stabilitas terjaga, inflasi rendah, nilai tukar stabil, kemudian aliran modal asing yang deras juga mendorong transaksi modal dan finansial mengalami surplus, sehingga pertumbuhan ekonomi di atas 5%," tutur Perry.

Adapun perbaikan kinerja neraca pembayaran Indonesia mendorong penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$). Hingga 18 Desember 2019 tercatat menguat 0,93% (point to point) dibandingkan dengan level November 2019. Sehingga sejak awal tahun menguat 2,9% (ytd).

"Penguatan Rupiah didukung oleh pasokan valas dari para eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut sejalan prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga, daya tarik pasar keuangan domestik yang tetap besar, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda," ujar Gubernur BI.

Meski saat ini kondisi rupiah sudah relatif terkendali, BI memastikan akan tetap berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.  Pasalnya ketidakpastian global masih akan terjadi sehingga harus tetap di waspadai.

Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya dan mekanisme pasar yang terjaga.

Oleh karena itu BI akan mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas.Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik.

"Prakiraan ini didukung prospek Neraca Pembayaran Indonesia yang tetap baik akibat berlanjutnya aliran masuk modal asing seiring dengan prospek ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju," jelasnya.

Adapun posisi nilai tukar rupiah berada di Rp13.985 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (19/12/2019) sore. Posisi tersebut menguat tipis sebesar 0,02 persen dibandingkan nilai pada penutupan perdagangan pada Rabu (18/12/2019).

[Gambas:Video CNBC]




(roy/roy) Next Article Trump Dimakzulkan, Wall Street Tetap Akan Menghijau Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular