BI Pamer Bisa Bikin Rupiah Menguat 2,9% di 2019

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
19 December 2019 18:34
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, sejak awal tahun 2019, Rupiah sudah berhasil ditaklukkan dan menguat hingga 2,9% (year to date).
Foto: BI (CNBC Indonesia/Cantika Dinda)
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, sejak awal tahun 2019, Rupiah sudah berhasil ditaklukkan dan menguat hingga 2,9% (year to date).

Penguatan rupiah, kata Perry didukung oleh pasokan valas dari para eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut, sejalan dengan prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga.


Penguatan rupiah juga didukung oleh pasar keuangan domestik yang masih menarik bagi para investor.

"Daya tarik pasar keuangan domestik yang tetap besar, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda," ujarnya saat konferensi pers di kantornya, Kamis (19/12/2019).

Adapun pada 18 Desember 2019, rupiah kata dia sudah menguat 0,93% (point to point/ ptp), dibandingkan dengan posisi November 2019.

Dia mengungkapkan, ke depan, BI memandang nilai tukar Rupiah tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya dan mekanisme pasar yang terjaga.

Prakiraan ini didukung prospek Neraca Pembayaran Indonesia yang tetap baik efek dari berlanjutnya aliran masuk modal asing seiring dengan prospek ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju.

"Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas," ujarnya.

Tambahan informasi, nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (19/12/2019), tetapi masih mampu bertahan di bawah Rp 14.000/US$.

Rupiah membuka perdagangan stagnan di level Rp 13.970/US$. Selepas itu, rupiah masuk ke zona merah, hingga melemah 0,18% ke level Rp 13.995/US$.

Sepanjang perdagangan hari ini tidak sekalipun rupiah mencicipi zona hijau, meski mampu memangkas pelemahan dan mengakhiri perdagangan di level Rp 13.980/US$, melemah 0,07% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

[Gambas:Video CNBC]


(roy/roy) Next Article BI Jelaskan Kenapa Rupiah Bisa Powerfull di Rp 13.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular