
Mandiri: BI Turunkan Bunga 25 Bps di 2020
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
19 December 2019 16:31

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memproyeksikan masih ada ruang bagi Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin sepanjang tahun 2020.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mencermati, tiga faktor yang menentukan arah pergerakan BI-7DRRR antara lain tingkat inflasi, pergerakan suku bunga acuan the Fed, dan posisi current account deficit (CAD).
Sampai dengan November 2019, suku bunga acuan BI tercatat turun 4 kali sebesar 100 basis poin menjadi 5%. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Desember 2019, bank sentral tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, Kebijakan moneter tetap akomodatif sesuai dengan prakiraan inflasi yang terkendali, stabilitas eksternal yang terjaga dan upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat.
"Memang masih ada peluang untuk Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan 25 basis di 2020," kata Andry Asmoro di Plaza Mandiri, Kamis (19/12/2019).
Andry menjelaskan, dalam hasil pertemuan Rapat Komite Federal Terbuka (FOMC) Desember 2019 mengindikasikan bahwa the Fed akan menahan FFR di tahun depan setelah memotong FFR sebesar 75 bps menjadi 1,75% di tahun ini.
Arah kebijakan the Fed yang dovish tersebut memberikan dampak positif bagi pasar keuangan global, terlihat dari aliran modal asing yang kembali masuk ke negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.
Namun dia menilai, di tahun depan, kondisi ketidakpastian global yang bersumber dari perang dagang antara Amerika Serikat dengan China akan berlangsung panjang dan menyebabkan terjadinya perlambatan ekonomi di berbagai negara.
Selain itu, gejolak geopolitik masih membara seperti Brexit, Hongkong, Semenanjung Korea dan Timur Tengah.
(hps/hps) Next Article Berbekal Rp 10 T, Mandiri Kucurkan Kredit PEN Rp 35,61 T
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mencermati, tiga faktor yang menentukan arah pergerakan BI-7DRRR antara lain tingkat inflasi, pergerakan suku bunga acuan the Fed, dan posisi current account deficit (CAD).
Sampai dengan November 2019, suku bunga acuan BI tercatat turun 4 kali sebesar 100 basis poin menjadi 5%. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Desember 2019, bank sentral tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, Kebijakan moneter tetap akomodatif sesuai dengan prakiraan inflasi yang terkendali, stabilitas eksternal yang terjaga dan upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat.
Andry menjelaskan, dalam hasil pertemuan Rapat Komite Federal Terbuka (FOMC) Desember 2019 mengindikasikan bahwa the Fed akan menahan FFR di tahun depan setelah memotong FFR sebesar 75 bps menjadi 1,75% di tahun ini.
Arah kebijakan the Fed yang dovish tersebut memberikan dampak positif bagi pasar keuangan global, terlihat dari aliran modal asing yang kembali masuk ke negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.
Namun dia menilai, di tahun depan, kondisi ketidakpastian global yang bersumber dari perang dagang antara Amerika Serikat dengan China akan berlangsung panjang dan menyebabkan terjadinya perlambatan ekonomi di berbagai negara.
Selain itu, gejolak geopolitik masih membara seperti Brexit, Hongkong, Semenanjung Korea dan Timur Tengah.
(hps/hps) Next Article Berbekal Rp 10 T, Mandiri Kucurkan Kredit PEN Rp 35,61 T
Most Popular