
Apa Alasan BI Tahan Bunga Acuan di 5%?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
19 December 2019 14:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5%. Apa yang membuat Gubernur Perry Warjiyo dan kolega mengambil keputusan tersebut?
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 Desember memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 5%. Kebijakan moneter tetap akomodatif, dengan perkiraan inflasi yang terkendali sesuai dengan sasaran, stabilitas eksternal yang terjaga, dan upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah global yang melambat," kata Perry dalam konferensi pers usai RDG BI edisi Desember 2019 di kantor BI, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Dari sisi inflasi, BI memperkirakan sepanjang 2019 berada di kisaran 3,1%. Sedikit lebih baik dibandingkan 2018 yaitu 3,13%.
Sementara di sisi stabilitas eksternal, indikatornya adalah Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Pada kuartal III-2019, NPI tercatat defisit US$ 46 juta. Jauh membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang tekor nyaris US$ 2 miliar.
"NPI pada triwulan IV-2019 akan terus membaik. Surplus transaksi modal dan finansial relatif besar serta defisit transaksi berjalan yang terkendali," kata Perry.
Lalu di sisi pertumbuhan ekonomi, BI memperkirakan berada di sekitar 5,1% pada 2019 dan 2020 membaik ke kisaran 5,1-5,5%. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga ditopang konsumsi rumah tangga, ekspansi fiskal, dan perbaikan ekspor. Keyakinan konsumen meningkat sehingga dapat menopang konsumsi rumah tangga.
"Perbaikan ekspor tercatat pada kenaikan ekspor serat tekstil ke Tiongkok, besi baja ke Tiongkok dan ASEAN, serta kendaraan bermotor ke ASEAN dan Arab Saudi. Investasi juga meningkat seperti di Sulawesi terkait hilirisasi sumber daya alam khususnya nikel," jelas Perry.
(aji/aji) Next Article Bunga Acuan BI Ditahan Hari Ini, Nanti Bisa Turun Nggak?
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 Desember memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 5%. Kebijakan moneter tetap akomodatif, dengan perkiraan inflasi yang terkendali sesuai dengan sasaran, stabilitas eksternal yang terjaga, dan upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah global yang melambat," kata Perry dalam konferensi pers usai RDG BI edisi Desember 2019 di kantor BI, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Dari sisi inflasi, BI memperkirakan sepanjang 2019 berada di kisaran 3,1%. Sedikit lebih baik dibandingkan 2018 yaitu 3,13%.
"NPI pada triwulan IV-2019 akan terus membaik. Surplus transaksi modal dan finansial relatif besar serta defisit transaksi berjalan yang terkendali," kata Perry.
Lalu di sisi pertumbuhan ekonomi, BI memperkirakan berada di sekitar 5,1% pada 2019 dan 2020 membaik ke kisaran 5,1-5,5%. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga ditopang konsumsi rumah tangga, ekspansi fiskal, dan perbaikan ekspor. Keyakinan konsumen meningkat sehingga dapat menopang konsumsi rumah tangga.
"Perbaikan ekspor tercatat pada kenaikan ekspor serat tekstil ke Tiongkok, besi baja ke Tiongkok dan ASEAN, serta kendaraan bermotor ke ASEAN dan Arab Saudi. Investasi juga meningkat seperti di Sulawesi terkait hilirisasi sumber daya alam khususnya nikel," jelas Perry.
(aji/aji) Next Article Bunga Acuan BI Ditahan Hari Ini, Nanti Bisa Turun Nggak?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular