Bursa Saham Asia Melemah, IHSG Malah Menguat 0,19%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 December 2019 12:44
Bank Indonesia Diproyeksikan Tahan Suku Bunga Acuan
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Dari dalam negeri, pelaku pasar mencermati jalannya gelaran Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dimulai pada hari ini. RDG akan berlangsung selama dua hari dan hasilnya akan diumumkan pada esok hari (19/12/2019).

Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan 7-Day Reverse Repo Rate akan ditahan di level 5% oleh bank sentral. Dari sebanyak 11 ekonom yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, seluruhnya memperkirakan BI akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan.

Untuk diketahui, di sepanjang tahun ini BI telah memangkas 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps sebanyak empat kali. Jika ditotal, tingkat suku bunga acuan sudah dipangkas sebesar 100 bps pada tahun ini oleh BI.

Ekspektasi bahwa BI akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan dan bukan kembali memangkasnya datang pasca The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada pekan lalu. Keputusan ini sesuai dengan estimasi dari para ekonom bahwa federal funds rate akan dipertahankan di rentang 1,5%-1,75%.

Di sepanjang tahun 2019, The Fed telah memangkas tingkat suku bunga acuan sebanyak tiga kali, masing-masing sebesar 25 bps, yakni pada bulan Juli, September, dan Oktober. Jika ditotal, federal funds rate sudah dipangkas sebesar 75 bps oleh Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan koleganya di bank sentral.

Perang dagang AS-China, perlambatan ekonomi global, dan inflasi yang rendah menjadi faktor yang membuat The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 75 bps tersebut.

Dalam konferensi persnya pada pekan lalu, Gubernur The Fed Jerome Powell kembali mengindikasikan bahwa era pelonggaran tingkat suku bunga acuan sudah usai. Sikap dari Powell tersebut lantas mengonfirmasi stance dari bank sentral AS yang sudah tak lagi dovish.

Dalam pernyataan resminya pasca memangkas tingkat suku bunga acuan pada bulan Oktober atau kali terakhir The Fed mengeksekusi pelonggaran, The Fed menghilangkan suatu pernyataan yang sudah mereka gunakan sejak bulan Juni yakni pernyataan bahwa pihaknya berkomitmen untuk “bertindak sebagaimana diperlukan guna mempertahankan ekspansi (ekonomi)”.

The Fed kemudian mengganti pernyataan tersebut dengan pernyataan yang lebih defensif.

“Komite akan terus memonitor implikasi dari informasi-informasi di masa depan terhadap prospek perekonomian sembari melakukan penilaian terkait dengan besaran yang tepat mengenai rentang dari federal funds rate,” tulis The Fed dalam pernyataan resminya.

Dengan memperhatikan kinerja bursa saham Asia yang sedang lesu, beserta dengan kurangnya suntikan energi dari dalam negeri, patut diwaspadai bahwa IHSG akan menutup perdagangan sesi dua di zona merah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular