Cuma Naik Secuil Kemarin, Begini Ramalan Batu Bara 2020

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
18 December 2019 10:44
Harga batu bara menguat tipis. EIA meramal permintaan batu bara tetap stabil tahun depan
Foto: Tambang batubara Maules Creek Whitehaven Coal di New South Wales, Australia (Whitehaven Coal Ltd/Handout via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin, harga komoditas batu bara ditutup menguat tipis. Namun sejak minggu ketiga bulan November harga batu bara sebenarnya masih dalam tren koreksi dan belum bangkit.

Selasa (17/18/2019) harga batu bara menguat 0,07% ke level US$ 67,2/ton. Harga batu bara sejak 21 November hingga penutupan perdagangan kemarin telah terkoreksi 5,75%.

Berdasarkan data Refinitiv, persediaan batu bara di pelabuhan utama China bagian utara yaitu Caofeidian, Qinhuagndao dan Jingtang berada di posisi 16,35 juta ton per 13 Desember lalu. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 17,82 juta ton.

Impor batu bara China sejak awal bulan (month to date) mencapai 8,7 juta ton. Total impor sejak awal bulan Desember tahun ini melebihi jumlah pada periode yang sama tahun lalu yang hanya 8,1 juta ton.

Beralih ke Negeri Sakura dan Negeri Ginseng, impor batu bara Jepang dan Korea Selatan sejak awal bulan tercatat masing-masing 7,7 juta ton dan 4 juta ton.

Jika dibanding periode yang sama tahun lalu maka jumlah tersebut lebih rendah, mengingat impor batu bara Jepang mencapai 8,4 juta ton dan Korea Selatan mencapai 5,5 juta ton.

Impor batu bara India di awal bulan Desember tahun ini mencapai 7,5 juta ton, menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 8,4 juta ton.

Total persediaan batu bara di berbagai pembangkit listrik di India naik menjadi 29,8 juta ton atau setara dengan 17 hari penggunaan.

Laporan terbaru Internasional Energy Agency (IEA) menyebut permintaan batu bara global akan tetap stabil hingga 2024. Dalam laporan tersebut IEA menyebutkan bahwa penurunan permintaan di Eropa dan AS akan diimbangi oleh peningkatan permintaan dari kawasan Asia.

Laporan IEA dipublikasikan setelah negosiator dari 190 negara bertemu di Madrid untuk menegaskan kembali perjanjian Paris 2015.

"Walau pangsa pasar bahan bakar rendah karbon terus tumbuh dalam beberapa dekade terakhir, realitanya batu bara masih menjadi bahan bakar utama global. Konsumsi batu bara global saat ini telah naik lebih dari 65% dibanding tahun 2000.

[Gambas:Video CNBC]


Permintaan batu bara global diramal akan tumbuh dengan laju 0,5% per tahun mencapai 5,6 miliar ton pada 2024, menurut IEA.

Penurunan konsumsi batu bara di Eropa dan Amerika serta peningkatan konsumsi gas di Amerika akan diimbangi oleh peningkatan permintaan batu bara dari Benua Kuning.

India sebagai negara dengan populasi terpadat kedua di dunia diprediksi akan jadi penyumbang peningkatan permintaan batu bara.

Konsumsi batu bara India pada 2024 akan mencapai 748 juta ton naik dari 585 juta ton pada 2018. Sementara itu konsumsi batu bara China akan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada 2022.


TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sampai Akhir 2019, Harga Batu Bara Tak Kunjung Beranjak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular