Moody's Pangkas Peringkat Sawit Sumbermas, Waduh!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
17 December 2019 12:46
Aktivitas Hilir dan Transaksi Antar Pihak Terafiliasi jadi penyebabnya
Foto: Kelapa sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Di luar transaksi dengan pihak lain, CBI juga memiliki beberapa transaksi dalam bentuk utang-piutang dengan pihak terafiliasi dan pemegang saham. Laporan keuangan CBI menunjukkan transaksi tersebut melibatkan biaya operasional dengan pihak-pihak yang berkaitan. Namun kejelasan tentang hal ini masih minim.

Lagi pula transaksi antara pihak-pihak terafiliasi menunjukkan lemahnya kontrol keuangan dan terbatasnya transparansi. Walau perusahaan telah menetapkan akan merampingkan struktur perusahaan untuk meningkatkan transparansi. Namun terkait waktu dan detail masih belum ada kejelasan.

Profil kredit CBI sebenarnya didukung oleh likuiditas perusahaan yang tinggi dengan arus kas yang besar mencapai Rp 2,1 triliun hingga 30 September 2019. Jumlah tersebut cukup untuk mitigasi risiko volatilitas harga CPO dan kerugian dari aktivitas hilir dalam jangka pendek. Namun berkurangnya arus kas dari posisi sekarang akan menyebabkan terjadinya penurunan rating.

Rating juga mempertimbangkan faktor eksposur perusahaan terhadap risiko lingkungan, sosial maupun pengelolaan (ESG).

Pertama rating mempertimbangkan faktor lingkungan dan sosial. Mengingat adanya citra buruk industri sawit perusahaan telah memperkuat aktivitas operasional yang berkelanjutan, termasuk menargetkan seluruh perkebunan dan pabrik mendapat sertifikasi RSPO 2020.

Perlu diketahui RSPO merupakan asosiasi industri kelapa sawit yang menekankan pada praktik industri sawit yang berkelanjutan.

Kedua Moody’s juga mempertimbangkan risiko pengelolaan perusahaan terutama akibat kepemilikan perusahaan yang terkonsentrasi. Walau SMSS merupakan perusahaan publik, tetapi 70% dikuasai oleh keluarga Abdul Rasyid dan 100% kepemilikan CBI sebagai induk SSMS juga dikuasai oleh pihak yang sama.

Terakhir, Moody’s memberikan outlook negatif untuk rating perusahaan. Outlook negatif mengindikasikan secara konsolidasian metrik kredit CBI tetap lemah dengan rating saat ini untuk 6-12 bulan ke depan. Di tambah terbatasnya transparansi dalam internal grup memberatkan profil kredit CBI.

Namun Moody’s dapat mengubah outlook dari negatif menjadi stabil jika CBI mencatatkan peningkatan laba dan penurunan jumlah utang serta menetapkan kebijakan keuangan yang dapat meningkatkan transparansi perusahaan. Terutama untuk aktivitas hilir dan transaksi antar pihak terafiliasi.


TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular