
Moody's Pertahankan Rating Baa2 Buat RI, Outlook Stabil

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service mengafirmasi atau mempertahankan peringkat utang (rating) Indonesia di Baa2 dengan outlook stabil. Afirmasi ini didukung oleh ketahanan ekonomi Indonesia.
Dalam keterangan tertulis tertanggal 10 Februari 2022, Moody's memperkirakan efektivitas kebijakan moneter dan makroekonomi Indonesia akan terjaga. Ini menjadi modal besar dala menghadapi tantangan tren kenaikan suku bunga global.
"Setelah dihantam oleh pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), kami memperkirakan ekonomi Indonesia akan kembali ke tren historisnya pada 2023. Pertumbuhan ekonomi akan lebih stabil. Kami memperkirakan reformasi struktural di Indonesia akan mendukung pertumbuhan investasi dan daya saing ekspor sehingga membatasi luka akibat pandemi," tulis keterangan Moody's.
Moody's memperkirakan pada dua tahun ke depan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah kembali ke 5%, seperti sebelum pandemi. Lebih tinggi ketimbang rata-rata negara dengan rating Baa2 yaitu 3,7%.
Akan tetapi, Moody;s mengingatkan bahwa rating Baa2 menunjukkan kekuatan fiskal Indonesia yang relatif lemah. Ketersediaan pembiayaan (debt affordability) juga sangat lemah, meski Indonesia mampu menjaga rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tetap rendah di antara negara-negara yang sekelompok. Normalisasi fiskal mulai 2023 akan meringankan beban utang tersebut.
Moody's memperkirakan beban utang pemerintah masih akan meningkat ke level 42,5% dari PDB pada 2023. Ini jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat Baa, yaitu 64% dari PDB.
Sementara outlook stabil menggambarkan risiko yang seimbang. Reformasi di Indonesia tetap bisa berjalan secara bertahap meski penundaan atau penyesuaian di tengah jalan bisa terjadi.
Reformasi struktural ini bisa mempengaruhi rating Indonesia ke depan. Moody's memperkirakan dukungan Bank Indonesia (BI) terhadap pembiayaan anggaran negara tetap bisa ditinggalkan sesuai target yaitu pada 2023. Exit policy yang efektif akan sangat mempengaruhi kepercayaan investor, pembiayaan, nilai tukar mata uang, dan inflasi.
Menanggapi langkah Moody's, BI menilai itu adalah sebuah pengakuan positif atas stabilitas makrokonomi dan sistem keuangan Tanah Air. Prospek ekonomi Indonesia pun dinilai tetap cerah.
"Afirmasi rating Indonesia pada peringkat Baa2 dengan outlook stabil merupakan bentuk pengakuan positif dari Moody's sebagai salah satu lembaga pemeringkat utama dunia. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia tetap terjaga, sementara prospek ekonomi jangka menengah tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global yang meningkat.
"Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan yang tinggi dan bauran kebijakan antara Bank Indonesia, pemerintah, dan otoritas lainnya yang efektif. Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, terus mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta terus melakukan sinergi dengan Pemerintah untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional," papar Perry Warjyo, Gubernur BI, melalui keterangan tertulis.
(aji/aji) Next Article Cuma 30 Negara yang Peringkatnya Naik, Termasuk Indonesia!