Bursa Saham Asia Melemah, IHSG Perkasa di Zona Hijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 December 2019 16:39
Kontraksi Impor Tak Sampai Dua Digit
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sentimen positif dari dalam negeri sukses mengerek kinerja IHSG. Pada siang hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengadakan konferensi pers terkait rilis data perdagangan internasional periode November 2019.

Sepanjang bulan lalu, BPS mencatat bahwa nilai ekspor mencapai US$ 14,01 miliar, turun 5,67% jika dibandingkan nilai pada November 2018. Kontraksi tersebut lebih dalam ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan ekspor terkontraksi atau tumbuh negatif 2,05% secara tahunan.

Sementara itu, nilai impor sepanjang November 2019 tercatat senilai US$ 15,34 miliar, turun 9,24% jika dibandingkan nilai pada November 2018. Kontraksi impor lebih tipis jika dibandingkan dengan konsensus yang memproyeksikan kontraksi hingga 13,41% secara tahunan.

Pelaku pasar tampak lega melihat fakta bahwa impor Indonesia tidak terkontraksi hingga dua digit seperti yang diperkirakan para ekonom. Hal ini lantas menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di tanah air masih relatif bergeliat.

Sebelum data perdagangan internasional dirilis, investor asing hanya membukukan beli bersih sekitar Rp 20 miliar di pasar reguler. Per akhir sesi satu, nilainya telah melonjak menjadi Rp 132,5 miliar. Per akhir sesi dua, nilainya kembali bertambah besar menjadi Rp 160,8 miliar.

Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing di pasar reguler di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 547 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 60,5 miliar), PT Bank Permata Tbk/BNLI (Rp 52,4 miliar), PT Sarana Menara Nusantara Tbk/TOWR (Rp 14,8 miliar), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 11,3 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular