Ikut Caplok Rabobank Indonesia, Begini Kinerja BCA Finance
tahir saleh, CNBC Indonesia
12 December 2019 12:53
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), melalui anak usahanya di bidang pembiayaan kendaraan, PT BCA Finance, resmi mengakuisisi saham PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank Indonesia) dari Grup Rabobank.
Transaksi ini mengikuti rencana Grup Rabobank untuk menghentikan operasional di Indonesia seturut dengan perubahan pada strategi global grup. Akuisisi ini ditandai dengan penandatangan perjanjian jual beli bersyarat (conditional sale and purchase agreement atau CSPA) antara kedua pihak pada 11 Desember 2019, yang tunduk pada persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam CSPA, diteken oleh anak usaha BCA, BCA Finance sebagai pembeli dengan Cooperative Rabobank UA, PT Aditirta Suryasentosa, PT Anatarindo Optima, PT Antariksabuana Citanagara dan PT Mitra Usaha Kencana Sejati sebagai penjual.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan nantinya Rabobank bakal bersatu dengan salah satu entitas anak BCA.
"Sesekali bank nasional akuisisi bank asing yang di Indonesia," kata Jahja kepada reporter CNBC Indonesia.
"Nantinya Rabobank akan digabung dengan salah satu entitas anak BCA. Namun belum ditetapkan yang mana," imbuh Jahja.
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim saat dihubungi juga mengiyakan informasi tersebut, kendati porsinya kecil dibandingkan dengan BCA sebagai induk usaha.
"BCA Finance ambil 1 lembar [saham], sisanya diambil oleh Bank BCA," kata Roni, Rabu tadi malam.
Lantas bagaimana kinerja BCA Finance yang fokus memberikan pembiayaan mobil baru ini?
Kendati bukan perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), BCA Finance juga langganan menerbitkan obligasi atau surat utang korporasi. Bahkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), BCA Finance masih punya tiga seri obligasi yang jatuh tempo yakni Obligasi Berkelanjutan III BCA Finance Tahap I Tahun 2019 Seri A Rp 842 miliar yang jatuh tempo pada 12 November 2020.
Dua seri lainnya yakni Seri B Rp 160 miliar yang jatuh tempo pada 5 November 2021 dan Seri C Rp 498 miliar, jatuh tempo pada 5 November 2022.
Sepanjang tahun 2018, laporan keuangan audit BCA Finance mengungkapkan, perseroan berhasil membukukan pembiayaan baru (booking) sebesar Rp 33,44 triliun, kendati turun sebesar 1,03% dari periode yang sama 2017 yakni sebesar Rp 33,79 triliun.
Namun perseroan berhasil membukukan total pendapatan Rp 3,38 triliun dari tahun sebelumnya Rp 3,12 triliun, sehingga laba bersih juga mencapai Rp 1,60 triliun, meningkat 10,12% dibandingkan perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,45 triliun, bahkan melampaui target tahun 2018 sebesar Rp 1,37 triliun.
Tahun lalu, total BCA Finance memiliki 67 jaringan kantor yang tersebar di 62 kota dan 27 provinsi di Indonesia. Portofolio aset kelolaan perusahaan tumbuh 5,05% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 51,59 triliu dari Rp 4911 triliun.
Adapun Non Performing Financing (NPF) overdue 90 hari mengalami kenaikan menjadi 0,64%, sementara aset perusahaan menjadi Rp 8,13 triliun dari tahun sebelumnya Rp 8,44 triliun.
"Seluruh pencapaian ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjaga stabilitas kinerja pertumbuhan, melalui optimalisasi segmen-segmen bisnis strategis dan efisiensi operasional," tulis manajemen BCA Finance.
Pada 2018, BCA Finance juga melakukan penyertaan modal ke beberapa perusahaan di Grup BCA yakni PT Bank BCA Syariah dengan kepemilikan 0,0002%, PT Central Sentosa Finance 25%, PT Asuransi Umum BCA 25%, PT Digital Otomotif Indonesia (Garasi.id) 15%, dan PT Central Capital Ventura (CCV) 0,01%.
Raymon Yonarto, Sekretaris Perusahaan BCA, dalam keterbukaan informasi di BEI, mengatakan nilai perkiraan rencana transaksi akuisisi Rabobank Indonesia adalah sebesar Rp 397 miliar.
"Nilai tersebut akan dilakukan penyesuaian dengan memperhitungkan pendapatan ataukerugianRabobank Indonesia pada saat tanggal penyelesaian rencana transaksi," tegasnya.
(tas/hps) Next Article Nilai Akuisisi Rabobank Melonjak, BCA Rogoh Rp 500 M
Transaksi ini mengikuti rencana Grup Rabobank untuk menghentikan operasional di Indonesia seturut dengan perubahan pada strategi global grup. Akuisisi ini ditandai dengan penandatangan perjanjian jual beli bersyarat (conditional sale and purchase agreement atau CSPA) antara kedua pihak pada 11 Desember 2019, yang tunduk pada persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam CSPA, diteken oleh anak usaha BCA, BCA Finance sebagai pembeli dengan Cooperative Rabobank UA, PT Aditirta Suryasentosa, PT Anatarindo Optima, PT Antariksabuana Citanagara dan PT Mitra Usaha Kencana Sejati sebagai penjual.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan nantinya Rabobank bakal bersatu dengan salah satu entitas anak BCA.
"Sesekali bank nasional akuisisi bank asing yang di Indonesia," kata Jahja kepada reporter CNBC Indonesia.
"Nantinya Rabobank akan digabung dengan salah satu entitas anak BCA. Namun belum ditetapkan yang mana," imbuh Jahja.
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim saat dihubungi juga mengiyakan informasi tersebut, kendati porsinya kecil dibandingkan dengan BCA sebagai induk usaha.
"BCA Finance ambil 1 lembar [saham], sisanya diambil oleh Bank BCA," kata Roni, Rabu tadi malam.
Lantas bagaimana kinerja BCA Finance yang fokus memberikan pembiayaan mobil baru ini?
Kendati bukan perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), BCA Finance juga langganan menerbitkan obligasi atau surat utang korporasi. Bahkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), BCA Finance masih punya tiga seri obligasi yang jatuh tempo yakni Obligasi Berkelanjutan III BCA Finance Tahap I Tahun 2019 Seri A Rp 842 miliar yang jatuh tempo pada 12 November 2020.
Dua seri lainnya yakni Seri B Rp 160 miliar yang jatuh tempo pada 5 November 2021 dan Seri C Rp 498 miliar, jatuh tempo pada 5 November 2022.
Sepanjang tahun 2018, laporan keuangan audit BCA Finance mengungkapkan, perseroan berhasil membukukan pembiayaan baru (booking) sebesar Rp 33,44 triliun, kendati turun sebesar 1,03% dari periode yang sama 2017 yakni sebesar Rp 33,79 triliun.
Namun perseroan berhasil membukukan total pendapatan Rp 3,38 triliun dari tahun sebelumnya Rp 3,12 triliun, sehingga laba bersih juga mencapai Rp 1,60 triliun, meningkat 10,12% dibandingkan perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,45 triliun, bahkan melampaui target tahun 2018 sebesar Rp 1,37 triliun.
Tahun lalu, total BCA Finance memiliki 67 jaringan kantor yang tersebar di 62 kota dan 27 provinsi di Indonesia. Portofolio aset kelolaan perusahaan tumbuh 5,05% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 51,59 triliu dari Rp 4911 triliun.
Adapun Non Performing Financing (NPF) overdue 90 hari mengalami kenaikan menjadi 0,64%, sementara aset perusahaan menjadi Rp 8,13 triliun dari tahun sebelumnya Rp 8,44 triliun.
"Seluruh pencapaian ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjaga stabilitas kinerja pertumbuhan, melalui optimalisasi segmen-segmen bisnis strategis dan efisiensi operasional," tulis manajemen BCA Finance.
Pada 2018, BCA Finance juga melakukan penyertaan modal ke beberapa perusahaan di Grup BCA yakni PT Bank BCA Syariah dengan kepemilikan 0,0002%, PT Central Sentosa Finance 25%, PT Asuransi Umum BCA 25%, PT Digital Otomotif Indonesia (Garasi.id) 15%, dan PT Central Capital Ventura (CCV) 0,01%.
Raymon Yonarto, Sekretaris Perusahaan BCA, dalam keterbukaan informasi di BEI, mengatakan nilai perkiraan rencana transaksi akuisisi Rabobank Indonesia adalah sebesar Rp 397 miliar.
"Nilai tersebut akan dilakukan penyesuaian dengan memperhitungkan pendapatan ataukerugianRabobank Indonesia pada saat tanggal penyelesaian rencana transaksi," tegasnya.
BCA akuisisi Rabobank Indonesia
(tas/hps) Next Article Nilai Akuisisi Rabobank Melonjak, BCA Rogoh Rp 500 M
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular