Internasional

Fitch Ramal Ekonomi Global Stabil Tahun Depan, Ini Sebabnya

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
11 December 2019 17:37
Pertumbuhan 2020 akan lebih stabil dibanding 2019 ini
Foto: Reuters/Reinhard Krause
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings mengatakan ketahanan sektor jasa dan pertumbuhan belanja konsumen di negara maju akan mampu membantu menstabilkan pertumbuhan global tahun depan, setelah pertumbuhan mencatatkan penurunan tajam pada 2019.

Hal itu dituliskan Fitch dalam laporan Economic Outlook (GEO) barunya, Kamis (5/12/2019).


"Akan ada sedikit tanda-tanda rebound dalam sektor manufaktur global, tetapi sektor jasa memainkan peran yang jauh lebih besar, terutama di ekonomi maju. Asalkan penurunan manufaktur tidak tajam, kinerja yang lebih stabil dalam sektor jasa akan bisa menopang tingkat pertumbuhan global tahun depan," kata Brian Coulton, Kepala Ekonom di Fitch Ratings.

Lebih lanjut, Fitch mengatakan sektor jasa telah menyumbang 70% dari produk domestik bruto (PDB) di negara maju dan pertumbuhannya telah jauh lebih mantap selama 18 bulan terakhir daripada di sektor manufaktur.

"Peningkatan proteksionisme perdagangan dan dampak meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan terhadap investasi bisnis telah menelan korban yang jauh lebih besar pada sektor manufaktur ketimbang jasa di negara maju, seperti halnya perlambatan di pasar negara berkembang. Meskipun ada sedikit sinyal baru-baru ini bahwa penurunan di sektor manufaktur mungkin mulai mereda, tidak ada yang menunjukkan pemulihan signifikan," jelasnya.

Namun begitu, Fitch mengatakan aktivitas sektor jasa jauh lebih sensitif terhadap pengeluaran konsumen. Tapi, pasar tenaga kerja yang ketat, pertumbuhan pendapatan rumah tangga yang kuat, dan peningkatan keuangan di sektor rumah tangga akan membantu meningkatkan pengeluaran konsumen.

Peningkatan belanja konsumen ini, jika dikombinasikan dengan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif di negara-negara besar dan perlambatan dalam pertumbuhan China pada paruh pertama 2020, maka akan mampu menstabilkan pertumbuhan PDB global pada 2020.

Proyeksi Fitch untuk pertumbuhan PDB global tidak berubah dari GEO September. Lembaga ini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan turun menjadi 2,6% tahun ini dari 3,2% pada 2018. Sementara untuk 2020, pertumbuhan diperkirakan akan kembali turun menjadi 2,5% tetapi pulih sedikit menjadi 2,7% pada 2021.


"Pelonggaran kebijakan moneter global telah meluas dan meningkat dalam beberapa bulan terakhir, tetapi kami tidak mengharapkan penurunan suku bunga lebih lanjut dari (Bank Sentral AS The Federal Reserve) The Fed. Kami juga meragukan bahwa pelonggaran moneter yang meluas baru-baru ini akan mendorong pemulihan pertumbuhan global," tambah Coulton.

Mengenai perkembangan perang dagang yang sedang berlangsung antara AS-China, Fitch memproyeksikan akan ada kenaikan tarif ke depannya mengingat kedua negara belum juga menandatangani kesepakatan dagang Fase I yang sudah mereka lahirkan pada Oktober lalu.

"Data yang masuk sejak GEO terakhir telah secara luas sesuai dengan proyeksi kami sebelumnya." kata lembaga itu.

Akibat perang dagang ini dan memudarnya dukungan fiskal, PDB AS diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,3% pada 2019 dan akan turun menjadi 1,7% pada 2020. Sementara untuk zona euro, pertumbuhan diproyeksikan sebesar 1,2% pada 2019 dan 1,1% pada 2020. Sedangkan untuk China, pertumbuhannya diperkirakan akan melambat menjadi 5,7% tahun depan dari 6,1% di 2019.

"Namun demikian, kami memproyeksikan pertumbuhan di pasar negara berkembang tidak termasuk China akan pulih pada tahun 2020 berkat kembalinya pertumbuhan positif di Turki dan peningkatan di Rusia dan Brasil, di mana perkiraan kami untuk 2019 dan 2020 telah dinaikkan," tulisnya lagi.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Fitch Turunkan Peringkat Utang 33 Negara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular