Internasional

Tsunami PHK 'Hantui' Global, dari Bank hingga Otomotif

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
11 December 2019 13:30
Tsunami PHK 'Hantui' Global, dari Bank hingga Otomotif
Foto: Morgan Stanley (REUTERS/Mike Segar)
Jakarta, CNBC Indonesia- Berita pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah perusahaan global seakan belum berakhir.

Kali ini, bank investasi yang berbasis di New York, Morgan Stanley bakal memangkas sekitar 1500 pekerja secara global atau sekitar 2% dari total pekerja.


Ditulis di Bloomberg, langkah ini diambil sebagai bentuk efisiensi. Pekerja yang terdampak antara lain divisi teknologi dan operasional, eksekutif dalam penjualan, perdagangan dan operasi penelitian serta beberapa direktur pelaksana.

"Bank telah menganggarkan dana hingga US$ 150 juta hingga US$ 200 juta untuk pemotongan karyawan," tulis media itu mengutip seorang sumber.

Meski demikian, belum ada konfirmasi dari Morgan Stanley. Juru Bicara perusahaan di New York menolak untuk berkomentar.

Sebelumnya per Oktober 2019, ada 13 bank yang juga akan memangkas karyawannya. Kebanyakan PHK karyawan dilakukan di Eropa, lalu disusul Amerika Utara, Timur Tengah dan Afrika. Sedangkan sisanya di Asia Pasifik.


PHK sebelumnya juga terjadi di bank lainnya. Deutsche Bank (18.000 pegawai), HSBC (10.000 pegawai), Santander (5.433 pegawai), Commerzbank (4.300 pegawai).

Ada pula Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (4.300 pegawai), Barclays (3.000 pegawai), Alfa-Bank JSC (3.000 pegawai), Nomura Bank (350 pegawai) dan Citigroup (100 pegawai).

[Gambas:Video CNBC]



Selain bank, sebelumnya PHK juga menghantui perusahaan otomotif global. Belum lama ini, Daimler dan Audi mengumumkan mengurangi hampir 20.000 karyawannya, sebagaimana dilaporkan South China Morning Post (SCMP) yang mengutip data Bloomberg.

Bahkan, dari laporan itu diprediksi bahwa akan ada 80.000 pekerja yang terancam kehilangan pekerjaan dalam beberapa tahun ke depan.

"Meskipun pemotongan (jumlah pekerja diperkirakan) terkonsentrasi di Jerman, Amerika serikat (AS) dan Inggris, ekonomi yang tumbuh lebih cepat belum kebal dan produsen mobil diperkirakan akan mengurangi operasi di sana," tulis SCMP.

Sebelumnya sepanjang tahun ini, berbagai perusahaan mobil dunia juga telah melakukan pemangkasan jumlah karyawannya sejak awal 2019. Beberapa di antaranya adalah General Motors (GM) yang merumahkan 14.000 karyawan, Ford Motor 12.000 pekerja dan Nissan Motor yang akan memangkas 12.500 karyawannya hingga 2023 mendatang.

Alasan mereka mengurangi pekerja adalah untuk melakukan lebih banyak penghematan dalam biaya operasi perusahaan. Industri otomotif telah banyak merugi sepanjang 2019 ini akibat perang dagang yang sudah berlangsung lama antara berbagai negara dunia, terutama AS dengan China.

Tarif yang diterapkan kedua ekonomi terbesar di dunia ini telah meningkatkan biaya perusahaan dan menghambat investasi.

Selain di Amerika dan Eropa, pemangkasan jumlah pekerja juga dilakukan perusahaan mobil China. Startup kendaraan listrik NIO, yang telah merugi hingga miliaran dolar dan mencatatkan kinerja saham yang buruk di Bursa New York, telah mem-PHK sekitar 20% tenaga kerjanya pada akhir September atau sekitar 2.000 orang.

"Perlambatan yang terus-menerus di pasar global akan terus mengurangi margin dan pendapatan produsen mobil, yang telah dirugikan oleh peningkatan pengeluaran Penelitian dan Pengembangan (R&D) untuk teknologi mobil otonom," kata Gillian Davis, analis Bloomberg Intelligence.

"Banyak produsen mobil sekarang fokus pada rencana penghematan biaya untuk mencegah erosi margin," katanya
Next Page
PHK Otomotif
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular