
Sempat Nyaman di Zona Hijau, IHSG Sesi I Finis di Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 December 2019 12:42

Depresiasi rupiah yang lumayan dalam menjadi faktor yang memantik aksi jual di pasar saham tanah air. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,22% di pasar spot ke level Rp 14.046/dolar AS.
Dolar AS memang sedang berada dalam posisi yang perkasa, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang menguat sebesar 0,11%.
Dolar AS mendapatkan suntikan energi dari gelaran rapat The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS. Kemarin waktu setempat (10/12/2019), The Fed memulai pertemuan yang akan berlangsung selama dua hari. Hasil dari pertemuan tersebut akan diumumkan besok dini hari waktu Indonesia (12/12/2019).
Perang dagang AS-China, perlambatan ekonomi global, dan inflasi yang rendah menjadi faktor yang membuat The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 75 bps tersebut.
Kini, pelaku pasar meyakini bahwa The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 10 Desember 2019, probabilitas The Fed akan menahan federal fund rate di posisi saat ini (1,5%-1,75%) berada di level 97,8%.
Kala sebuah bank sentral mempertahankan atau menaikkan tingkat suku bunga acuan, mata uangnya memang biasanya akan mendapatkan suntikan energi untuk menguat.
Merespons pelemahan rupiah, investor asing melakukan aksi jual di pasar saham tanah air. Per akhir sesi satu, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 71,2 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang banyak dilepas investor asing per akhir sesi satu di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 43 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 19,5 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 9,9 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 8,4 miliar), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (Rp 8 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular