Analisis

Beban Masih Berat, Harga Emas Cuma Bisa Naik Tipis

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 December 2019 16:04
Beban Masih Berat, Harga Emas Cuma Bisa Naik Tipis
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global menguat pada perdagangan Selasa (10/12/2019) melanjutkan kenaikan kemarin. Meski demikian kenaikan masih tipis-tipis saja dan rentang pergerakannya juga tidak besar, memberikan gambaran beban emas untuk bisa menguat masih berat.  

Pada pukul 15:30 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.462,85/troy ons, menguat tipis 0,07%. Sementara pada Senin kemarin berhasil menguat 0,16% dan bergerak di rentang US$ 1.458,45-1.465,40/troy ons. Emas masih bergerak di dalam rentang tersebut hingga sore ini. 

Jika tidak ada kejutan di pasar, misalnya dari perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, harga emas masih akan bergerak dalam rentang sempit hingga Rabu besok.

Ada dua faktor yang membuat harga emas tidak akan banyak bergerak, yang pertama pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), kemudian yang kedua  perundingan dagang AS-China.


The Fed akan mengumumkan suku bunga pada Kamis (12/12/2019) dini hari WIB. Kali terakhir mengumumkan suku bunga, ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan periode pemangkasan suku bunga sudah berakhir. Suku bunga tidak akan lagi di pangkas, kecuali perekonomian AS memburuk.

Faktanya perekonomian AS memang membaik, yang mengkonfirmasi sikap The Fed tersebut. Pada pekan lalu, rilis data tenaga kerja AS terbilang impresif. Data ini menjadi salah satu acuan The Fed dalam menetapkan suku bunga.


Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang November perekonomian AS mampu menyerap 266.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll/NFP).

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober sebanyak 156.000 tenaga kerja, dan jauh lebih tinggi dari konsensus Trading Economics sebesar 180.000 tenaga kerja. NFP pada bulan November tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak bulan Januari lalu.

Kemudian tingkat pengangguran Negeri Sam yang dilaporkan di 3,5% di bulan November. Tingkat pengangguran tersebut turun dibandingkan bulan Oktober sebesar 3,6%, menyamai catatan di bulan September, dan merupakan yang terendah sejak tahun 1969.

Belum lagi melihat data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal III-2019 yang pada pembacaan kedua direvisi menjadi 2,1% dari pembacaan pertama 1,9%.

Melihat data tersebut, The Fed sepertinya akan kembali menegaskan tidak akan menurunkan suku bunga lagi, emas berisiko kembali tertekan.

Kemudian perkembangan perundingan AS-China yang berada pada jalur yang bagus. Kedua negara harus menandatangani kesepakatan dagang fase satu sebelum 15 Desember. Hal ini karena AS berencana akan mengenakan bea masuk tambahan importasi produk China jika kesepakatan dagang tidak diteken sampai tanggal tersebut.

Alhasil, perundingan dagang AS-China menjadi krusial di pekan ini, menanti perkembangan atau kepastiannya, emas masih akan bergerak dalam rentang sempit pada hari ini.

Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).

Grafik: Emas (XAU/USD)
Sumber: investing.com

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak di wilayah negatif, sementara histogramnya masih di wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas masih berkonsolidasi.

Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 dan MA 21 tetapi di bawah MA 125. Indikator Stochastic sudah mencapai wilayah jenuh beli (overbought). Emas kini bergerak di kisaran US$ 1.462/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat.

Jika mampu bertahan di atas level tersebut, emas berpeluang menguat ke US$ 1.465/troy ons. Resisten (tahanan atas) jika level tersebut juga dilewati adalah US$ 1.472/troy ons. 

Sementara itu, melihat indikator Stochastic yang overbought, jika support ditembus dan tertahan di bawahnya emas berisiko turun ke US$ 1,458/troy ons. Penembusan ke bawah level tersebut dapat memicu aksi jual lebih lanjut dan membawa harga emas turun ke US$ 1.453/troy ons sampai US$ 1.446/troy ons. 


TIM RISET CNBC INDONESIA 


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular