
Di Tengah Penantian, Rupiah Masih Bisa Lanjutkan Penguatan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 December 2019 10:07

Keraguan itu bukan tanpa sebab. Pelaku pasar sedang di ambang penantian akan rapat Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) pada 10-11 Desember waktu setempat. Hasil rapat akan diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
Pasar memperkirakan komite pengambil kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) akan mempertahankan suku bunga acuan di 1,5-1,75%. Mengutip CME Fedwatch, peluang ke arah sana mencapai 99,3%. Hampir pasti.
Data ekonomi Negeri Paman Sam yang dirilis akhir-akhir ini kian mempertebal keyakinan investor. Akhir pekan lalu, US Bureau of Labor Statistics melaporkan perekonomian AS menciptakan 266.000 lapangan kerja non-pertanian selama November 2019. Ini adalah penciptaan lapangan kerja tertinggi sejak Januari.
Selain inflasi, The Fed memang sangat mencermati data ketenagakerjaan. Pasar tenaga kerja yang membaik menandakan ekspansi ekonomi Negeri Adidaya masih berlangsung.
Dengan begitu, sepertinya AS sudah tidak membutuhkan stimulus moneter (setidaknya dalam waktu dekat). Jadi wajar pelaku pasar memperkirakan siklus penurunan Federal Funds Rate akan berhenti untuk sementara.
Namun ini semua masih perkiraan di atas kertas. Meski sangat kecil, ada kemungkinan Ketua Jerome 'Jay' Powell dan sejawat akan memberikan kejutan dengan menyesuaikan suku bunga acuan. Oleh karena itu, pelaku pasar kemudian memasang mode wait and see. Lebih baik jangan dulu bermain agresif sebelum ada kepastian dari The Fed.
(aji/aji)
Pasar memperkirakan komite pengambil kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) akan mempertahankan suku bunga acuan di 1,5-1,75%. Mengutip CME Fedwatch, peluang ke arah sana mencapai 99,3%. Hampir pasti.
Data ekonomi Negeri Paman Sam yang dirilis akhir-akhir ini kian mempertebal keyakinan investor. Akhir pekan lalu, US Bureau of Labor Statistics melaporkan perekonomian AS menciptakan 266.000 lapangan kerja non-pertanian selama November 2019. Ini adalah penciptaan lapangan kerja tertinggi sejak Januari.
Selain inflasi, The Fed memang sangat mencermati data ketenagakerjaan. Pasar tenaga kerja yang membaik menandakan ekspansi ekonomi Negeri Adidaya masih berlangsung.
Dengan begitu, sepertinya AS sudah tidak membutuhkan stimulus moneter (setidaknya dalam waktu dekat). Jadi wajar pelaku pasar memperkirakan siklus penurunan Federal Funds Rate akan berhenti untuk sementara.
Namun ini semua masih perkiraan di atas kertas. Meski sangat kecil, ada kemungkinan Ketua Jerome 'Jay' Powell dan sejawat akan memberikan kejutan dengan menyesuaikan suku bunga acuan. Oleh karena itu, pelaku pasar kemudian memasang mode wait and see. Lebih baik jangan dulu bermain agresif sebelum ada kepastian dari The Fed.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular