Damai Dagang Tak Lagi Bertaji, Indeks Shanghai Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 December 2019 08:56
Bursa saham China dan Hong Kong mengawali perdagangan kedua di pekan ini, Selasa (10/12/2019), di zona merah.
Foto: Bursa Hong Kong (AP Photo/Vincent Yu)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham China dan Hong Kong mengawali perdagangan kedua di pekan ini, Selasa (10/12/2019), di zona merah.

Pada pembukaan perdagangan, indeks Shanghai melemah 0,19% ke level 2.908,94, sementara indeks Hang Seng jatuh 0,44% ke level 26.378,99.

Perkembangan terkait perang dagang AS-China yang positif tak lagi mampu mengerek kinerja bursa saham China.


Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa sesuatu bisa terjadi terkait dengan bea masuk tambahan yang dibebankan Washington terhadap produk impor asal China. Seperti yang diketahui, penghapusan bea masuk tambahan merupakan syarat dari China jika AS ingin meneken kesepakatan dagang tahap satu.

Sejauh ini AS telah mengenakan bea masuk tambahan bagi senilai lebih dari US$ 500 miliar produk impor asal China, sementara Beijing membalas dengan mengenakan bea masuk tambahan bagi produk impor asal AS senilai kurang lebih US$ 110 miliar.

Di sisi lain, China juga melunak terhadap AS. Kementerian Keuangan China mengumumkan bahwa Beijing akan menghapuskan bea masuk bagi sebagian kedelai dan daging babi yang diimpor dari AS, seperti dikutip dari CNBC International.

Sebelumnya pada Juli 2018, China membebankan bea masuk sebesar 25% terhadap kedelai dan daging babi asal AS sebagai balasan dari langkah AS yang membebankan bea masuk tambahan terhadap produk-produk asal Negeri Panda.

Kala itu, AS membebankan bea masuk tambahan dengan dasar bahwa China telah mencuri dan memaksa perusahaan-perusahaan asal AS untuk mentransfer kekayaan intelektual yang dimilikinya ke perusahaan-perusahaan asal China.

Aksi ambil untung tampak menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham China. Maklum, dalam tiga perdagangan sebelum hari ini indeks Shanghai selalu menutup hari di zona hijau.

Lebih lanjut, rilis data ekonomi China yang mengecewakan ikut berkontribusi dalam menekan kinerja indeks Shanghai. Pada akhir pekan kemarin, ekspor China periode November 2019 diumumkan jatuh 1,1% secara tahunan.

Padahal, konsensus memperkirakan ada pertumbuhan sebesar 1%, seperti dilansir dari Trading Economics. Kontraksi pada ekspor China tersebut merupakan yang keempat secara beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/ank) Next Article Optimisme Damai Dagang Angkat Bursa China ke Zona Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular