Pagi-pagi Sudah Happy! Rupiah Terbaik di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 December 2019 08:07
Pagi-pagi Sudah Happy! Rupiah Terbaik di Asia
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Perkembangan hubungan AS-China yang positif membuat investor masih melirik aset-aset berisiko di negara berkembang.

Pada Senin (9/12/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.000 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,25% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sepanjang pekan lalu, rupiah menguat 0,46% di hadapan greenback. Mata uang Tanah Air menempati peringkat ketiga di klasemen mata uang utama Asia.

Hari ini, ada kemungkinan rupiah melanjutkan tren positif tersebut. Sebab, sejumlah mata uang Benua Kuning pun bergerak menguat terhadap dolar AS.

Namun rupiah istimewa karena menjadi yang terkuat di Asia. Ya, penguatan 0,25% sudah cukup membawa rupiah sebagai pemuncak klasemen.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08: WIB:






Dinamika hubungan AS-China masih menjadi faktor utama penggerak pasar keuangan Asia. Spekulasi soal kapan Washington-Beijing akan meneken kesepakatan damai dagang Fase I tetap menjadi fokus investor.

Kali ini datang berita baik. Akhir pekan lalu, China memutuskan untuk memberi kelonggaran bea masuk atas sejumlah impor produk pangan asal AS seperti kedelai dan daging babi.

Gedung Putih menyambut positif langkah tersebut. "(Kelonggaran bea masuk) itu seperti musik yang enak untuk proses negosiasi," ujar Lawrence 'Larry Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, seperti diwartakan Reuters.


Kudlow menambahkan, Presiden AS Donald Trump yang akan menentukan apakah kesepakatan dagang dengan China jadi atau tidak. Namun Kudlow mengungkapkan sejauh ini Trump senang dengan arah perkembangan negosiasi.

Momen berikutnya yang akan menentukan adalah 15 Desember, tanggal di mana bea masuk terhadap importasi produk China senilai US$ 156 miliar akan diterapkan. Sejumlah produk yang bakal kena bea masuk di antaranya telepon seluler, laptop, mainan anak, dan pakaian.

"Tidak ada tenggat waktu, tetapi memang 15 Desember adalah momen yang sangat penting. Semuanya kami serahkan kepada Bapak Presiden," kata Kudlow.

Sebelumnya, China meminta AS untuk menghapus bea masuk kepada impor produk Negeri Tirai Bambu senilai US$ 375 miliar dari total US$ 550 miliar yang dikenakan selama masa perang dagang. Plus pembatalan bea masuk yang akan diterapkan 15 Desember.

"Belum ada keputusan apa-apa. Jadi, mari kita capai kesepakatan terlebih dulu dan kita lihat bagaimana, kapan, dan di mana perjanjian akan ditandatangani," tutur Kudlow.

Well, sejauh ini memang belum ada kepastian apakah AS-China jadi berdamai atau tidak. Namun dengan pernyataan Kudlow bahwa Trump senang dengan arah negosiasi, sepertinya harapan damai dagang masih ada.

Harapan ini yang membawa aliran modal asing berani masuk ke instrumen berisiko di negara berkembang. Akibatnya, rupiah dan mata uang Asia lainnya masih punya tenaga untuk menguat.




TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular