
Analisis
Tunggu Data Tenaga Kerja AS, Emas Siap Alami Pergerakan Besar
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 December 2019 14:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global melemah pada perdagangan Jumat (6/12/2019) setelah relatif flat pada Kamis kemarin. Rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) malam ini berpeluang membuat harga emas mengalami pergerakan besar alias "meledak".
Pada pukul 14:35 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.472,81/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv. Data tenaga kerja AS malam ini akan menjadi fokus utama pelaku pasar selain perkembangan perundingan dagang AS-China.
Pada hari Rabu (4/12/2019), Automatic Data Processing Inc. (ADP) pada Rabu malam melaporkan sepanjang November perekonomian AS menyerap tenaga kerja (di luar sektor pertanian) hanya sebanyak 67.000 orang, jauh di bawah konsensus Dow Jones sebanyak 150.000 orang.
Untuk diketahui data ini kerap dijadikan acuan rilis data tenaga kerja AS versi pemerintah (non-farm payroll/NFP) yang akan dirilis malam ini. Sementara, data tenaga kerja AS versi pemerintah merupakan salah satu acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menetapkan suku bunga.
Jika data tenaga kerja AS yang dirilis nanti juga buruk, ada kemungkinan akan menggoyahkan sikap The Fed yang tidak akan menurunkan suku bunga lagi. Data tenaga kerja AS yang akan dirilis pukul 20:30 WIB terdiri dari NFP, tingkat pengangguran, dan rata-rata kenaikan upah per jam.
Sementara itu dari kabar terbaru perundingan dagang AS-China, kesepakatan dagang berada pada jalur yang tepat.
Presiden AS Donald Trump mengatakan perundingan dengan China berjalan dengan baik. Di pihak lain, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng mengatakan kedua negara masih intensif berunding. Ia menambahkan China percaya jika kedua negara meneken kesepakatan dagang, sejumlah bea masuk importasi harus diturunkan.
Sebelumnya Bloomberg mengabarkan kedua negara sedikit lagi setuju akan penghapusan sejumlah bea masuk, dan kesepakatan dagang fase satu bisa terjadi sebelum 15 Desember.
Meski demikian, kabar terbaru mengatakan China masih belum setuju dengan jumlah produk pertanian AS yang harus dibeli untuk mencapai kesepakatan fase satu. CNBC International mengutip dari The Wall Street Journal memberitakan jika kedua negara masih membahas seberapa besar produk pertanian AS yang harus dibeli China.
Presiden AS Donald Trump meminta China untuk membeli produk pertanian Paman Sam senilai US$ 40 miliar sampai US$ 50 miliar, yang lebih besar US$ 8,6 miliar dari total pembelian Negeri Tiongkok pada tahun lalu.
Meski demikian, pasar masih optimistis kesepakatan dagang bisa diteken sebelum 15 Desember, hal ini tercermin dari masih menghijaunya bursa Asia. Hal ini yang menekan harga emas hingga pertengahan perdagangan hari ini.
Belum ada perubahan level-level yang perlu diperhatikan secara teknikal akibat emas yang tidak banyak bergerak Kamis kemarin.
Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak mulai bergerak naik meski masih di wilayah negatif, sementara histogramnya sudah masuk ke wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di bawah MA 8, MA 21 tetapi di atas MA 125. Indikator stochastic bergerak naik dan berada di wilayah (oversold). Emas kini bergerak di bawah US$ 1.472/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Melihat indikator Stochastic yang oversold, emas berpeluang bangkit jika bertahan di atas support itu.
Resisten (tahanan atas) terdekat berada di level US$ 1,476/US$ yang menjadi target rebound terdekat. Jika mampu melewati level tersebut, emas berpeluang menguji level kunci US$ 1.480/troy ons.
Hanya penembusan dan gerakan konsisten di atas level tersebut yang dapat memicu kenaikan harga emas lebih lanjut, dengan target ke US$ 1.484 sampai US$ 1.490/troy ons. Sementara jika mampu menembus ke bawah support, harga emas berisiko turun ke US$ 1.465/troy ons, atau lebih dalam ke US$ 1.462/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
Pada pukul 14:35 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.472,81/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv. Data tenaga kerja AS malam ini akan menjadi fokus utama pelaku pasar selain perkembangan perundingan dagang AS-China.
Pada hari Rabu (4/12/2019), Automatic Data Processing Inc. (ADP) pada Rabu malam melaporkan sepanjang November perekonomian AS menyerap tenaga kerja (di luar sektor pertanian) hanya sebanyak 67.000 orang, jauh di bawah konsensus Dow Jones sebanyak 150.000 orang.
Untuk diketahui data ini kerap dijadikan acuan rilis data tenaga kerja AS versi pemerintah (non-farm payroll/NFP) yang akan dirilis malam ini. Sementara, data tenaga kerja AS versi pemerintah merupakan salah satu acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menetapkan suku bunga.
Jika data tenaga kerja AS yang dirilis nanti juga buruk, ada kemungkinan akan menggoyahkan sikap The Fed yang tidak akan menurunkan suku bunga lagi. Data tenaga kerja AS yang akan dirilis pukul 20:30 WIB terdiri dari NFP, tingkat pengangguran, dan rata-rata kenaikan upah per jam.
Sementara itu dari kabar terbaru perundingan dagang AS-China, kesepakatan dagang berada pada jalur yang tepat.
Presiden AS Donald Trump mengatakan perundingan dengan China berjalan dengan baik. Di pihak lain, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng mengatakan kedua negara masih intensif berunding. Ia menambahkan China percaya jika kedua negara meneken kesepakatan dagang, sejumlah bea masuk importasi harus diturunkan.
Sebelumnya Bloomberg mengabarkan kedua negara sedikit lagi setuju akan penghapusan sejumlah bea masuk, dan kesepakatan dagang fase satu bisa terjadi sebelum 15 Desember.
Meski demikian, kabar terbaru mengatakan China masih belum setuju dengan jumlah produk pertanian AS yang harus dibeli untuk mencapai kesepakatan fase satu. CNBC International mengutip dari The Wall Street Journal memberitakan jika kedua negara masih membahas seberapa besar produk pertanian AS yang harus dibeli China.
Presiden AS Donald Trump meminta China untuk membeli produk pertanian Paman Sam senilai US$ 40 miliar sampai US$ 50 miliar, yang lebih besar US$ 8,6 miliar dari total pembelian Negeri Tiongkok pada tahun lalu.
Meski demikian, pasar masih optimistis kesepakatan dagang bisa diteken sebelum 15 Desember, hal ini tercermin dari masih menghijaunya bursa Asia. Hal ini yang menekan harga emas hingga pertengahan perdagangan hari ini.
Belum ada perubahan level-level yang perlu diperhatikan secara teknikal akibat emas yang tidak banyak bergerak Kamis kemarin.
![]() Sumber: investing.com |
Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak mulai bergerak naik meski masih di wilayah negatif, sementara histogramnya sudah masuk ke wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan.
![]() Foto: investing.com |
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di bawah MA 8, MA 21 tetapi di atas MA 125. Indikator stochastic bergerak naik dan berada di wilayah (oversold). Emas kini bergerak di bawah US$ 1.472/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Melihat indikator Stochastic yang oversold, emas berpeluang bangkit jika bertahan di atas support itu.
Resisten (tahanan atas) terdekat berada di level US$ 1,476/US$ yang menjadi target rebound terdekat. Jika mampu melewati level tersebut, emas berpeluang menguji level kunci US$ 1.480/troy ons.
Hanya penembusan dan gerakan konsisten di atas level tersebut yang dapat memicu kenaikan harga emas lebih lanjut, dengan target ke US$ 1.484 sampai US$ 1.490/troy ons. Sementara jika mampu menembus ke bawah support, harga emas berisiko turun ke US$ 1.465/troy ons, atau lebih dalam ke US$ 1.462/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular