Harga CPO Sentuh Rekor 2 Tahun, Saham Emiten Sawit Ngacir!

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 December 2019 14:14
Mayoritas emiten produsen sawit anteng di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi I.
Foto: Antara Foto/Akbar Tado/via REUTERS
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas emiten produsen sawit anteng di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi I Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat ini (6/12/2019) setelah harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali memecahkan rekor nilai tertingginya di tahun 2019.

Data BEI mencatat, saham PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) memimpin dengan mencatatkan kenaikan tertinggi yakni menguat 2,93% ke level Rp 2.460/saham. Disusul saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) yang menguat 2,88%, saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 1,34%, dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) naik 1,09%.

Lalu saham PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) juga tercatat naik 1,01%, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) naik 0,97%, dan PT Smart Tbk (SMAR) naik 0,8%.


Hanya saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) yang membukukan koreksi harga sebesar 0,36% menjadi Rp 1.390/saham. Sedangkan harga saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) bergerak stagnan di Rp 875/saham.

Perusahaan

Kode Saham

Harga Terakhir

Perubahan (%)

PT Sampoerna Agro Tbk

SGRO

2.460

2,93

PT Eagle High Plantation Tbk

BWPT

107

2,88

PT Astra Agro Lestari Tbk

AALI

13.225

1,34

PT Salim Ivomas Pratama Tbk

SIMP

370

1,09

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk

UNSP

100

1,01

PT Dharma Satya Nusantara Tbk

DSNG

416

0,97

PT Smart Tbk

SMAR

3.780

0,8

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk

SSMS

875

0

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk

LSIP

1.390

-0,36

Sumber: BEI

Lebih lanjut, pada perdagangan pagi tadi, harga komoditas minyak sawit mentah kontrak berjangka pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivative Exchange mampu melesat di atas level RM 2.800/metrik ton.

Per pukul 13:20 WIB, harga CPO menyentuh RM 2.815/ton yang merupakan harga tertinggi setidaknya sejak 31 Oktober 2017.



Tren kenaikan harga CPO ditopang oleh penurunan output (keluaran) yang signifikan terutama dari Malaysia yang pada November hanya tercatat sebanyak 2,22 juta ton, terendah sejak Juli tahun 2018.

"Persediaan minyak sawit Malaysia kemungkinan besar akan turun dikarenakan output yang lebih rendah" tulis Ivy Ng Regional Head of Plantation Research CIMB Investment Bank dalam sebuah catatan untuk klien, dilansir dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article Harga Reli, Layak kah Saham CPO Dipilih? Simak Kinerja Emiten

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular