
Waduh! Emiten Sawit Grup Sampoerna Rugi Rp 201 M di 2020

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perkebunan sawit Grup Sampoerna, PT Sampierna Agro Tbk (SGRO), mencatatkan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau rugi bersih sebesar Rp 201,42 miliar untuk tahun buku 2020. Perolehan ini berkebalikan dari tahun 2019 dengan capaian laba sebesar Rp 33,15 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan SGRO, kerugian tersebut menyebabkan rugi per saham dasar menjadi minus Rp 111 per saham dari sebelumnya laba Rp 18 per saham.
Padahal, sepanjang tahun lalu, penjualan perseroan naik 7,1% menjadi Rp 3,50 triliun dari sebelumnya Rp 3,27 triliun. Rinciannya, penjualan ini terdiri dari produk kelapa sawit sebesar Rp 3,37 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp 3,17 triliun dan penjualan lain-lain sebesar Rp 127,26 miliar.
Beban pokok penjualan SGRO di tahun 2020 tercatat mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 2,62 triliun dari sebelumnya Rp 2,59 triliun. Dengan demikian, laba bruto Sampoerna Agro menjadi sebesar Rp 883,91 miliar dari tahun 2019 senilai Rp 677,41 miliar.
Salah satu pos yang mengalami peningkatan di tahun 2020 ialah beban pajak penghasilan sebesar Rp 292,20 miliar dari tahun sebelumnya Rp 133,94 miliar dan provisi liabilitas kontingensi senilai Rp 319,16 miliar dari tahun sebelumnya nihil.
Sampai dengan 31 Desember 2020, tercatat total aset Sampoerna Agro sebesar Rp 9,74 triliun, naik dari akhir Desember 2019 senilai Rp 9,46 triliun. Aset tersebut terdiri dari liabilitas Rp 5,94 triliun dan ekuitas senilai Rp 3,79 triliun.
Manajemen SGRO dalam laporan keuangan menyampakaikan bahwa penyebaran virus Covid-19 ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia menyebabkan ketidakpastian makro ekonomi sehubungan dengan volatilitas nilai tukar mata uang asing, harga dan permintaan terkait dengan produk kelapa sawit dan produk komoditas lainnya.
"Perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar, jumlah persediaan atau situasi lainnya di luar kendali Grup. Peningkatan jumlah infeksi virus Covid-19 yang signifikan atau penyebaran yang berkepanjangan dapat mempengaruhi Indonesia dan operasi Grup," kata manajemen, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (20/4/2021).
Manajemen menegaskan, sampai dengan tanggal laporan ini tidak terdapat dampak negatif yang signifikan terhadap operasi Grup. "Manajemen akan terus memantau hal ini dan mengatasi risiko dan ketidakpastian terkait hal ini di masa mendatang," tegas manajemen.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Dipompa' Kenaikan Harga CPO, Begini Valuasi Raksasa Sawit RI
