Winner Winner Chicken Dinner! Rupiah Lagi-lagi Juara Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 December 2019 08:08
Winner Winner Chicken Dinner! Rupiah Lagi-lagi Juara Asia
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Lagi-lagi dinamika hubungan AS-China menjadi sentimen utama penopang penguatan rupiah.

Pada Jumat (6/12/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.010 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,36% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,28% di hadapan dolar AS. Rupiah jadi mata uang terbaik Asia.


Sepertinya rupiah punya peluang untuk melanjutkan penguatan. Pasalnya, faktor eksternal dan domestik lumayan suportif bagi mata uang Tanah Air.

Dari dalam negeri, hari ini Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan data cadangan devisa November 2019. Trading Economics memperkirakan cadangan devisa Indonesia per akhir bulan lalu sebesar US$ 126,3 miliar, turun tipis dibandingkan Oktober yaitu US$ 126,7 miliar.

Penurunan cadangan devisa ini sepertinya masih wajar dan bisa diterima pasar. Pasalnya, cadangan devisa digunakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Lagipula tampaknya BI pun tidak terlampau agresif dalam intervensi pasar, karena rupiah melemah 0,48% secara point-to-point pada November.


Sementara dari sisi eksternal, dinamika hubungan AS-China masih mendominasi pergerakan pasar. Kali ini datang kabar baik, di mana Presiden AS Donald Trump mengatakan perundingan dagang dengan China berjalan dengan baik.

Ditambah lagi pihak China mengungkapkan bahwa kedua negara sudah sepakat untuk menurunkan dan menghapus sejumlah bea masuk yang diterapkan selama masa perang dagang lebih dari setahun terakhir. Tidak seluruh bea masuk, hanya sebagian.

"China meyakini bahwa jika kedua pihak ingin mencapai kesepakatan dagang Fase I, maka bea masuk harus diturunkan. China dan AS terus menjaga komunikasi," kata Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, seperti diberitakan Reuters.

Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, menambahkan bahwa pada Kamis waktu setempat tim negosiator kedua negara kembali menggelar pembicaraan melalui sambungan telepon. Mnuchin menyatakan perundingan jalan dengan baik alias on the track.

"Kami bekerja sekeras yang kami mampu. Namun Bapak Presiden mengatakan kita harus mendapatkan sebuah kesepakatan yang bagus dan tidak dibingungkan oleh tenggat waktu. Intinya, perundingan terus berlanjut," jelas Mnuchin, dikutip dari Reuters.



Mood AS sepertinya sedang bagus. Mungkin karena rilis data perdagangan teranyar yang menunjukkan perbaikan.

US Bureau of Economic Analysis melaporkan, neraca perdagangan AS mencatat defisit US$ 47,2 miliar pada Oktober. Lebih baik dibandingkan September yang sebesar US$ 51,1 miliar sekaligus menjadi yang terendah sejak Mei 2018.

Defisit perdagangan AS dengan China pun membaik dari US$ 31,6 miliar pada September menjadi US$ 31,3 pada Oktober. Angka Oktober menjadi yang terendah sejak Juni.



Seperti diketahui, Trump memang begitu concern dengan defisit perdagangan AS, terutama dengan China. Menekan defisit perdagangan dan menumbuhkan industri dalam negeri adalah alasan utama Trump mengenakan bea masuk kepada produk-produk made in China.

Dengan defisit perdagangan yang membaik, terutama dengan China, Trump akan lebih nyaman duduk di meja perundingan. Tentu sebuah kemajuan yang positif menuju damai dagang.

Perkembangan ini membuat investor kembali yaki bahwa AS-China akan mencapai kesepakatan. Meski mungkin tidak terjadi dalam waktu dekat, tetapi arah menuju ke sana semakin terang-benderang.

Akibatnya, risk appetite pelaku pasar membuncah dan arus modal masuk ke instrumen berisiko di negara berkembang. Mata uang Asia, termasuk rupiah, bak kejatuhan durian runtuh. Bahkan rupiah kembali menjadi mata uang terbaik Asia.


Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:03 WIB:




TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular