Analisis

Trump Plin-Plan, Harga Emas Jadi Susah Naik

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 December 2019 15:24
Trump Plin-Plan, Harga Emas Jadi Susah Naik
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global belum banyak bergerak pada perdagangan Kamis (5/12/2019) setelah kemarin bergerak liar merespons kabar terbaru perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.

Sebelumnya emas melesat hingga ke level US$ 1.484/troy ons Rabu kemarin akibat kesepakatan dagang yang diprediksi mundur hingga tahun depan. Hal tersebut terjadi setelah meredupnya harapan akan adanya kesepakatan dagang AS-China dalam waktu dekat. 

Presiden Trump dalam sebuah wawancara saat menghadiri pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) di London menyatakan sebaiknya kesepakatan dagang dengan China dilakukan setelah Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2020.

Pemilu AS akan diadakan pada November tahun depan, sehingga pelaku pasar melihat kemungkinan perang dagang akan berlangsung lama, perekonomian global berisiko semakin melambat. Dampaknya emas yang menyandang status aset aman (safe haven) kembali menjadi target investasi, harganya pun melesat.

"Dalam beberapa hal, saya menyukai gagasan menunda kesepakatan dengan China sampai Pemilu selesai, tapi mereka ingin membuat kesepakatan sekarang dan kita akan melihat apakah kesepakatan itu akan benar terjadi," kata Trump, sebagaimana dilansir CNBC International.

Namun, kabar terbaru kedua negara kini sudah dekat dengan kesepakatan dagang. Bloomberg mengutip sumber yang mengetahui perundingan dagang kedua negara mengabarkan jika AS dan China sedikit lagi mencapai kata sepakat untuk membatalkan sebagian bea masuk dalam kesepakatan dagang fase satu.

Sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu menjelaskan bahwa perkataan Presiden Donald Trump kemarin bukan berarti perundingan dagang buntu, karena dia hanya berbicara spontan. Sumber tersebut juga menambahkan para negosiator dari AS memperkirakan kesepakatan dengan China akan tercapai sebelum tanggal 15 Desember.

Berita dari Bloomberg dikuatkan oleh pernyataan terbaru Presiden Trump yang berbeda dengan sebelumnya.

"Diskusi (dagang dengan China) berjalan sangat baik dan kita lihat apa yang akan terjadi," kata Trump kepada jurnalis di sela-sela pertemuan NATO di Inggris, seperti diberitakan Reuters.

Akibatnya harga emas langsung berbalik melemah pada Rabu 0,21% kemarin, dan belum banyak bergerak pada hari ini.

Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).

Grafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak mulai bergerak naik meski masih di wilayah negatif, sementara histogramnya sudah masuk ke wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan.

Grafik: Emas (XAU?USD) 1 Jam
Sumber: investing.com

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, MA 21 tetapi di atas MA 125. Indikator stochastic bergerak naik meski belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold). 

Emas kini kembali di bawah US$ 1.480/troy ons, bahkan di bawah US$ 1.476/troy ons yang menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. 

Selama tertahan di bawah resisten tersebut, emas berisiko melemah ke US$ 1.472/troy ons. Seandainya level tersebut dilewati, logam mulia ini akan turun lebih dalam menuju US$ 1.465/troy ons. 

Sementara jika mampu menembus ke atas US$ 1.476/troy ons, emas berpotensi menguji kembali level kunci US$ 1.480/troy ons. Hanya penembusan dan gerakan konsisten di atas level kunci yang dapat memicu kenaikan harga emas lebih lanjut dengan target ke US$ 1.480 sampai US$ 1.490/troy ons.

Sementara jika terus tertahan di bawah US$ 1.480/troy ons, emas cenderung akan kembali melemah.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular