Rupiah Masuk 10 Besar Mata Uang Terbaik Dunia, Apa Resepnya?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 December 2019 12:30
RI Beri Cuan, Arus Modal Berdatangan
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Nasib rupiah sangat berbeda tahun lalu. Sejak awal Januari hingga 5 Desember 2018, rupiah melemah 6,08%.

Tahun lalu, dolar AS begitu perkasa hingga menembus level Rp 15.000. Rupiah bahkan sempat menyentuh titik terlemah sejak 1998, saat Indonesia dilanda krisis ekonomi yang luar biasa.



Namun tahun ini roda berputar. Rupiah berhasil membalikkan kedudukan akibat beberapa faktor.

Pertama, rupiah diuntungkan oleh tren kebijakan moneter longgar di berbagai bank sentral. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed), misalnya, sampai menurunkan suku bunga acuan tiga kali sejak awal tahun.


Penurunan suku bunga acuan di negara-negara maju membuat investor harus mencari tempat baru yang membawa keuntungan lebih tinggi. Pilihannya adalah negara berkembang, tetapi mengapa harus Indonesia?

Bank Indonesia (BI) juga sebenarnya sudah menurunkan suku bunga acuan empat kali tahun ini. Penurunan BI 7 Day Reverse Repo Rate membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah terus turun. Sejak awal tahun, yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun anjlok 86,1 basis poin (bps).

Namun meski yield turun, yang berarti cuan yang didapat investor lebih sedikit, Indonesia masih lebih tinggi ketimbang negara-negara tetangga. Di Thailand, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun saat ini memberikan yield 1,59%. Sementara instrumen serupa di Malaysia punya yield 3,436%, Filipina 4,639%, dan India 6,459%.

Indonesia berapa? 7,121%. Jadi walau terus turun, yield obligasi pemerintah Indonesia masih memberikan cuan yang lebih seksi.



(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular