Wah! Ternyata Ada BUMN Non-Hotel yang Kelola Hingga 10 Hotel

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
05 December 2019 15:14
Erick mengetahui bahwa banyak perusahaan pelat merah yang mengelola bisnis hotel, padahal tidak sejalan dengan core business.
Foto: CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara
Jakarta, CNBC Indonesia - Usai mengikuti Rapat Kerja dengan Komis VI DPR RI, pada Senin pekan ini (2/12/2019), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan tekadnya untuk melakukan konsolidasi BUMN sesuai bisnis intinya alias core business.

Pernyataan ini keluar setelah Erick mengetahui bahwa banyak perusahaan pelat merah yang mengelola bisnis hotel, padahal tidak sejalan dengan core business perusahaan. Ia mengambil contoh PT PANN (Persero) di lini bisnis pembiayaan pengadaan kapal, tapi malah memiliki dua hotel.

"Gimana perusahaan leasing kapal ini bisa hidup kalau sejarahnya ada leasing pesawat terbang, apalagi mohon maaf tiba-tiba ada bisnis hotel. Tentu di dalam BUMN-nya kita akan juga bikin yang namanya kembali ke core business. Saya rasa berat sekali. Saya tidak salahkan direksi PT PANN ketika beliau (direksi) masuk awal memang sudah ada core business yang sangat tidak fokus," ujar Erick pada Senin (2/12/2019).


Melansir laporan keuangan perusahaan BUMN, memang ditemukan terdapat beberapa perusahaan BUMN yang mengelola bisnis perhotelan melalui anak usahanya. Perusahaan yang dimaksud di antaranya:

1. PT PANN (Persero)

PANN yang seharusnya bergerak di industri perkapalan, seperti yang dikatakan Erick memang mengelola bisnis hotel bersama dengan PT Aria Molucca Pratama sejak tahun 2017. Hotel yang dikelola adalah Garden Permata Hotel Bandung. Padahal perusahaan ini bergerak di bisnis pembiayaan (multifinance). Kini perusahaan menjadi holding dan anak usaha di bidang multifinance di spin off yakni PT PANN Pembiayaan Maritim.

2. PT Pertamina (Persero)

PT Pertamina dengan bisnis inti di industri minyak dan gas melalui PT Patra Jasa yang didirikan tahun 1975 mengelola beberapa unit usaha hotel dengan merek dagang Patra. Anak usaha Pertamina ini memiliki 6 bisnis hotel, yakni:

- The Patra Bali
- Patra Semarang
- Patra Comfort Hotel Bandung
- Patra Comfort Jakarta Hotel
- Patra Comfort Anyer Beach Resort
- Patra Comfort Parapat Lake Resort

Setelah melalui perubahan AD/ART perusahaan pada tahun 2014, Patra Jasa kemudian melebarkan sayap dan mulai bergerak pada industri pengembangan properti dan kawasan.



3. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)
Fokus bisnis di layanan penerbangan membuat PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melebarkan sayap di bisnis perhotelan, melalui unit usahanya PT Aero Wisata dan anak usahanya yang didirikan tahun 1973. Saat ini Aero Wisata mengelola 10 unit hotel, termasuk:

- Prama Sanur Beach Bali Hotel
- Prama Grand Preanger Bandung
- Kila Senggigi Beach Hotel
- Kila Infinity 8 Bali
- Asana Grove Yogyakarta
- Asana Kawanua Jakarta
- Asan Grand Pangrango Bogor
- Asana Nevada Ketapang
- Asana Biak Papua
- Asana Agung Putra Bali


4. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS)

Emiten baja BUMN ini memanfaatkan lahannya di Cilegon, Banten, untuk mendirikan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon di tahun 1982. Anak usaha KRAS tersebut mengelola The Royale Krakatau Hotel, sebagaimana diungkapkan situs perusahaan.



5. PT Pegadaian (Persero)
Pegadaian yang fokus di bidang jasa pembiayaan juga memiliki anak usaha PT Pesonna Indonesia Jaya yang berdiri tahun 2015. Anak usaha Pegadaian tersebut mengelola hotel dengan merek dagang Pesonna Hotel yang tersebar di 9 wilayah di Indonesia, yakni di Pekanbaru, Malioboro, Tugu (Yogyakarta), Ampel, Semarang, Tegal, Makassar, Pekalongan, dan Gresik.

6. PT Pos Indonesia (Persero)
PT Pos Indonesia melebarkan sayap ke industri hospitality melalui PT Pos Properti Indonesia yang berdiri tahun 2013. Melansir situs resmi Pos Properti Indonesia, saat ini perusahaan mengelola hotel dengan merek dagang Point Phila, yang baru terdapat satu hotel yang berdiri, yaitu Point Phila Hotel Bandung.

Perusahaan berencana untuk membangun cabang di Semarang, Pontianak, Pekanbaru, Palembang, Purwokerto, dan Manado.

Selain keenam perusahaan BUMN di atas, terdapat beberapa unit usaha pelat merah yang juga mengelola bisnis hotel.

Namun bisnis hotel dapat dikatakan merupakan salah satu bisnis penunjang dari inti bisnis perusahaan, sebagai contoh PT Angkasa Pura II melalui PT Angkasa Pura Airport yang mengelola Ibis Budget Makassar & Surabaya, serta Novotel Bali Ngurah Rai Airport.

Lalu juga ada PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui PT KA Properti Manajemen yang mengelola KAI Boutique. Kemudian PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang lewat anak usahanya mengelola hotel dengan merek dagang masing-masing Teraskita dan GranDhika.

Simak apa kata Erick Thohir soal holding BUMN

[Gambas:Video CNBC]


(dwa/tas) Next Article Jokowi Gelar Sidang TPA, Mari Tilik Kinerja BUMN 9M-2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular