Nilai Transaksi Cuma Rp 6 T, BEI: Broker Lebih Hati-hati!

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
05 December 2019 06:40
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu kemarin ditutup minus
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu kemarin ditutup minus tipis 0,34% di level 6.112,88 dengan nilai transaksi harian Rp 6,95 triliun.

Aksi jual bersih (net sell) investor asing tercatat Rp 197,67 miliar di pasar reguler, sementara pasar negosiasi dan tunai terjadi beli bersih (net buy) Rp 32,04 miliar.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BE) mencatat, meski kemarin turun, tapi IHSG dalam sepekan terakhir naik tipis 1,49%. Secara year to date, IHSG masih terkoreksi 1,32%.


Rabu kemarin, ada lima saham yang masih memberikan cuan gede di pasar modal dalam sehari yakni PT Ginting Jaya Energy Tbk (WOWS) sahamnya melesat 34,76% menyentuh batas atas auto reject di level Rp 252/saham, PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ) sahamnya meroket 32,26% di level Rp 82/saham, dan PT J Resources Asia Pasifik Tek (PSAB) sahamnya naik 13,64% di level Rp 250/saham.

Dua lainnya yakni PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI) dengan kenaikan harga saham 9,89% di level Rp 400/saham dan PT Palma Serasih Tbk (PSGO) naik 4,90% di level Rp 214/saham.

Nilai transaksi harian yang tercatat kemarin sebetulnya di level rendah, mengingat sepanjang November rata-rata transaksi harian, mengacu data Tim Riset CNBC Indonesia, adalah sebesar Rp 7,15 triliun.


Nilai transaksi terendah terjadi pada Senin 18 Oktober yakni Rp 5,47 triliun, sementara tertinggi terjadi pada Selasa (26/11/2019) yang mendadak 'ngamuk' menembus Rp 13,33 triliun seiring dengan adanya transaksi tutup sendiri (crossing saham) beberapa sekuritas.

Perihal rendahnya nilai transaksi ini, BEI mengakui saat ini beberapa perusahaan sekuritas menahan transaksi di beberapa saham di luar kategori saham berkapitalisasi pasar besar alias big cap.

Perusahaan sekuritas Anggota Bursa (AB) saat ini dinilai masih cukup berhati-hati dalam melakukan transaksi saham menyusul banyaknya reksa dana yang dibubarkan beberapa waktu lalu.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Laksono Widodo mengatakan transaksi yang lebih hati-hati banyak dilakukan broker di saham-saham second liner (lapis kedua) dan third liner (lapis ketiga).

"Kalau kita lihat untuk saham LQ45 itu transaksi hariannya masih stabil. Jadi memang ada saham-saham kecil yang berpengaruh juga. Mungkin itu karena para pihak dalam hal ini broker lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi," kata Laksono di kawasan Senopati, Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pembekuan beberapa produk reksa dana dan pengetatan pengawasan terhadap perusahaan manajer investasi dengan kinerja produk yang turun signifikan.

OJK sudah membekukan 6 reksa dana milik PT Minna Padi Aset Manajemen dan melakukan suspensi atas PT Narada Aset Manajemen.


(tas/tas) Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular