
India Cuma Tumbuh 4,5%, Apa Respons Sri Mulyani?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan perlambatan pencapaian pertumbuhan ekonomi dari beberapa negara di Asia bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia dalam mengelola risiko bersama di tengah tekanan global yang tinggi.
Salah satu negara yang disoroti Sri Mulyani ialah India yang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2019, bersamaan dengan negara-negara lain yang juga melambat.
"Pada kuartal III-2019, India tumbuh hanya tumbuh 4,5%, ini penurunan tajam setelah dari 7%, lalu 6%, dan 4,5%," kata Sri Mulyani dalam pidato setelah menerima penghargaan CNBC Indonesia Award 2019 di Westin, Jakarta, Rabu (4/12/2019).
"Indonesia, [perlu] tingkatkan kewaspadaan, tetapi ini bukan khawatir berlebihan, tapi ada faktor yang kita harus kelola bersama," tegasnya.
Sebagai informasi, data yang diterbitkan oleh Kementerian Statistik India mengungkapkan Produk Domestik Bruto (PDB) di India naik 4,5% pada kuartal III-2019, menyusul pertumbuhan 5% yang tercatat pada kuartal II-2019 dan level ini di bawah ekspektasi pasar sebesar 4,7%.
Sebelumnya, seperti ditulis Bloomberg, sejumlah ekonom dari Bank Negara India, Nomura Holdings Inc. dan Capital Economics Ltd telah menurunkan perkiraan pertumbuhan mereka untuk ekonomi India dari Juli hingga September, menjadi, antara 4,2% hingga 4,7%. Sebelumnya, di kuartal II-2019, PDB tumbuh 5%.
Lebih lanjut Sri Mulyani menegaskan faktor ketidakpastian yang tidak ada polanya ini membuat dunia usaha saat ini tingkat kepercayaan dirinya menurun. Pasalnya, pola tantangan dunia bisnis terutama dari luar negeri berbeda dibandingkan dengan sebelumnya.
"Sebenarnya dunia usaha itu sudah biasa menghadapi [tantangan]. Tapi ini berbeda kali ini, polanya, pattern-nya dan frekuensi sama sekali tidak pasti. Rasional kalkulasi, pattern [berbeda dengan] masa lalu dan sedikit buat forecast [proyeksi] berbasis keputusan. Hari ini yang kita percaya bisa dan proyeksinya seperti ini dan ketidakpastian menjadi pemberat kemajuan ekonomi dunia," jelasnya.
(tas/tas) Next Article Prepare for the Worst, Ini Wejangan Sri Mulyani
