
Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2019 Diestimasi 5,05%
Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 December 2019 21:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengestimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini hanya akan tumbuh sebesar 5,05% year on year (YoY). Pertumbuhan ini lebih rendah ketimbang tahun lalu yang sebesar 5,17% YoY.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan perkiraan mencapai 5,05% ini terbilang optimistis ketimbang dengan kondisi dunia saat ini. Ketika pertumbuhan ekonomi global yang justru direvisi turun dan prediksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara besar juga dinilai akan lebih melambat.
"Indonesia rada ajeg di 5% turun, bukan nggak turun. Estimasi akhir tahun 5,05% bukan rendah tapi memberi momentum cukup buat optimisme," kata Suahasil dalam Mandiri Market Outlook 2020, di Kempinski Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Dia menyebutkan momentum pertumbuhan ekonomi dalam negeri ini masih didukung oleh inflasi yang diperkirakan di akhir tahun masih terjaga di level 3,1%. Kemudian dikombinasikan dengan jumlah pengangguran yang turun dan rasio kemiskinan yang terus menipis.
"Rasanya harusnya ada optimisme bahwa perekonomian Indonesia di track yang benar dan kita akan liat perbaikan sambil reform. Jadi datanya menunjukkan sesuatu yang fundamental baik buat sekarang pemerintah pikirkan reform yang akan dilakukan," katanya.
Sementara itu dari sisi global, sentimen yang dinilai masih kurang menggembirakan. IMF telah merevisi turun target pertumbuhan ekonomi dunia di tahun ini diperkirakan hanya akan tumbuh 3,0%, turun jauh dari perkiraan sebelumnya 3,7%.
Volume perdagangan dunia di tahun ini diperkirakan hanya akan tumbuh 1,1%. Posisi ini juga menjadi yang terendah sejak krisis ekonomi global yang terjadi pada 2008-2009 silam.
Dari segi pertumbuhan ekonomi beberapa negara, China diperkirakan hanya akan tumbuh 6%, turun dari posisi dua tahun lalu yang sebesar 7%. Sementara itu India juga tak lebih baik karena tumbuh sebesar 5% dari posisi 7% di dua tahun sebelumnya.
(hoi/hoi) Next Article Ekonom: Kenaikan Harga BBM Langkah Atasi Persoalan Bersama
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan perkiraan mencapai 5,05% ini terbilang optimistis ketimbang dengan kondisi dunia saat ini. Ketika pertumbuhan ekonomi global yang justru direvisi turun dan prediksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara besar juga dinilai akan lebih melambat.
"Indonesia rada ajeg di 5% turun, bukan nggak turun. Estimasi akhir tahun 5,05% bukan rendah tapi memberi momentum cukup buat optimisme," kata Suahasil dalam Mandiri Market Outlook 2020, di Kempinski Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Dia menyebutkan momentum pertumbuhan ekonomi dalam negeri ini masih didukung oleh inflasi yang diperkirakan di akhir tahun masih terjaga di level 3,1%. Kemudian dikombinasikan dengan jumlah pengangguran yang turun dan rasio kemiskinan yang terus menipis.
"Rasanya harusnya ada optimisme bahwa perekonomian Indonesia di track yang benar dan kita akan liat perbaikan sambil reform. Jadi datanya menunjukkan sesuatu yang fundamental baik buat sekarang pemerintah pikirkan reform yang akan dilakukan," katanya.
Sementara itu dari sisi global, sentimen yang dinilai masih kurang menggembirakan. IMF telah merevisi turun target pertumbuhan ekonomi dunia di tahun ini diperkirakan hanya akan tumbuh 3,0%, turun jauh dari perkiraan sebelumnya 3,7%.
Volume perdagangan dunia di tahun ini diperkirakan hanya akan tumbuh 1,1%. Posisi ini juga menjadi yang terendah sejak krisis ekonomi global yang terjadi pada 2008-2009 silam.
Dari segi pertumbuhan ekonomi beberapa negara, China diperkirakan hanya akan tumbuh 6%, turun dari posisi dua tahun lalu yang sebesar 7%. Sementara itu India juga tak lebih baik karena tumbuh sebesar 5% dari posisi 7% di dua tahun sebelumnya.
(hoi/hoi) Next Article Ekonom: Kenaikan Harga BBM Langkah Atasi Persoalan Bersama
Most Popular