Bara Api Perang Dagang Memanas, IHSG Pasrah Terkoreksi

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
04 December 2019 16:44
Kini Gilran AS Vs Amerika Latin & Eropa
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Di lain pihak, pelaku pasar semakin dibuat cemas karena ada risiko perang dagang mengular, tidak hanya antara AS dan China, tetapi juga antara AS dengan Argentina, Brazil, dan Perancis.

Pada Senin (2/12/2019) malam waktu setempat, Presiden AS Donald Trump menegaskan segera memberlakukan bea masuk untuk impor baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina. Trump berargumen bahwa selama ini mata uang dua negara tersebut terlalu lemah sehingga merugikan AS.

"Brasil dan Argentina telah melemahkan mata uang mereka, yang ini tidak bagus buat para petani kita. Oleh karena itu, berlaku efektif segera, saya akan mengenakan bea masuk bagi impor baja dan aluminium dari dua negara tersebut,” tegas Trump dalam cuitan Twitter lainnya.

Trump juga mengancam mengenakan tarif hingga 100% atas barang-barang Prancis senilai US$ 2,4 miliar. Produk yang terancam dikenai tarif itu termasuk anggur dan keju.

Ancaman ini diberikan karena Prancis dianggap telah melakukan diskriminasi atas pajak layanan digital bagi perusahaan asal AS. Untuk diketahui, Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Juli 2019 memperkenalkan kenaikan pajak digital sebesar 3% untuk pendapatan yang didapat perusahaan di wilayah Negeri Mode tersebut, dilansir dari Reuters.

Meskipun Pemerintah Prancis menyampaikan bahwa ini berlaku untuk semua perusahaan, tetapi Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire diketahui berkali-kali menyebutkan bahwa kenaikan pajak akan diberikan pada perusahaan seperti Google, Apple, Facebook, dan Amazon.

Trump berpendapat bahwa tindakan tersebut tidak adil dan AS, sebagai negara asal adalah pihak yang paling berhak mengenakan pajak, bukan negara lain.

"Mereka adalah perusahaan AS, mereka adalah perusahaan teknologi. Mereka bukan orang-orang kesukaan saya, tetapi saya tidak peduli karena mereka adalah perusahaan AS. Kami ingin memajaki perusahaan AS, bukan orang lain yang membebankan pajak kepada mereka. Apalagi pajaknya akan tinggi," jelas Trump di sela-sela pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di London, seperti diberitakan Reuters.

Perang dagang antara AS-China saja sudah jelas-jelas terbukti menekan ekonomi kedua negara. Rilis data ekonomi China terbaru mencatat bahwa investasi modal pada perusahaan milik China tercatat tumbuh dengan laju paling lambat dalam tiga tahun, dilansir Reuters.

Dengan risiko perang dagang yang terekskalasi bahkan meluar, analis berekspektasi bahwa ekonomi global akan semakin melambat.

Alhasil, dengan berbagai sentimen negatif, wajar saha jika pelaku pasar memilih melipir bermain di aset-aset aman (safe haven) dan menjauh dari aset-aset berisiko seperti pasar saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular