
Ini Sederet Ramalan Suramnya Sektor Batu Bara & Faktanya
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
04 December 2019 14:06

Walaupun aktivitas manufaktur India masih menunjukkan adanya ekspansi. Namun sejak Mei aktivitas manufaktur cenderung melambat. Ketika sektor manufaktur melambat maka bukan pertanda baik untuk batu bara.
Keempat negara tersebut merupakan negara dengan konsumsi batu bara terbesar di dunia. Pada 2018 saja konsumsi batu bara China mencapai 1,9 miliar ton, India mencapai 452 juta ton, AS 317 juta ton dan Jepang 117 juta ton.
Sehingga ketika membahas batu bara mata akan tertuju pada China dan India. Perkembangan terbaru, China memberlakukan pembatasan impor batu bara untuk dua bulan terakhir kuartal IV tahun ini. Alasannya total impor tahun ini telah melebihi target.
Pada 2018, total impor batu bara China mencapai 281,2 juta ton. Namun impor batu bara China periode 10 bulan pertama sudah mencapai 276,24 juta ton atau naik 9,6% dibanding tahun lalu. Pembatasan kuota impor yang dilakukan oleh China juga dibarengi dengan produksi batu bara China yang naik.
Produksi batu bara China bulan Oktober mencapai 324,9 juta ton atau naik 6,5% dibanding tahun sebelumnya. Produksi batu bara China mencapai 46,7% dari total produksi global. Sehingga peningkatan produksi batu bara di tengah perlambatan ekonomi dan tekanan harga tentu bukan kabar baik.
Sementara itu, ekonomi India juga sedang tidak baik-baik saja. Baru-baru ini perusahaan tambang batu bara terbesar di India, Coal India mengumumkan produksi batu bara bulan November turun 3,9% menjadi 50,02 juta ton. Produksi pada bulan yang sama tahun lalu mencapai 52,06 juta ton.
Aktivitas penggalian batu bara juga terkontraksi 7,6% menjadi 47,37 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 51,26 juta ton.
Perlu diketahui bersama Coal India merupakan BUMN India dan menjadi perusahaan tambang batu bara terbesar ke-enam di dunia. Coal India berkontribusi terhadap 82% dari total produksi negeri India.
Penurunan produksi batu bara Coal India terjadi seiring dengan penurunan konsumsi batu bara India. Konsumsi batu bara India sejak April tahun ini memang mengalami penurunan. Penurunan ini tercatat merupakan penurunan pertama dalam periode 10 tahun terakhir.
Berdasarkan studi The Institute for Energy Economics and Financial Analysis, sejak April-Oktober tahun ini, konsumsi batu bara termal untuk pembangkit listrik turun 2,3 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu, mengutip Quartz India. (twg/twg)
Keempat negara tersebut merupakan negara dengan konsumsi batu bara terbesar di dunia. Pada 2018 saja konsumsi batu bara China mencapai 1,9 miliar ton, India mencapai 452 juta ton, AS 317 juta ton dan Jepang 117 juta ton.
Sehingga ketika membahas batu bara mata akan tertuju pada China dan India. Perkembangan terbaru, China memberlakukan pembatasan impor batu bara untuk dua bulan terakhir kuartal IV tahun ini. Alasannya total impor tahun ini telah melebihi target.
Produksi batu bara China bulan Oktober mencapai 324,9 juta ton atau naik 6,5% dibanding tahun sebelumnya. Produksi batu bara China mencapai 46,7% dari total produksi global. Sehingga peningkatan produksi batu bara di tengah perlambatan ekonomi dan tekanan harga tentu bukan kabar baik.
Sementara itu, ekonomi India juga sedang tidak baik-baik saja. Baru-baru ini perusahaan tambang batu bara terbesar di India, Coal India mengumumkan produksi batu bara bulan November turun 3,9% menjadi 50,02 juta ton. Produksi pada bulan yang sama tahun lalu mencapai 52,06 juta ton.
Aktivitas penggalian batu bara juga terkontraksi 7,6% menjadi 47,37 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 51,26 juta ton.
Perlu diketahui bersama Coal India merupakan BUMN India dan menjadi perusahaan tambang batu bara terbesar ke-enam di dunia. Coal India berkontribusi terhadap 82% dari total produksi negeri India.
Penurunan produksi batu bara Coal India terjadi seiring dengan penurunan konsumsi batu bara India. Konsumsi batu bara India sejak April tahun ini memang mengalami penurunan. Penurunan ini tercatat merupakan penurunan pertama dalam periode 10 tahun terakhir.
Berdasarkan studi The Institute for Energy Economics and Financial Analysis, sejak April-Oktober tahun ini, konsumsi batu bara termal untuk pembangkit listrik turun 2,3 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu, mengutip Quartz India. (twg/twg)
Next Page
Tantangan Batu Bara Ke Depannya
Pages
Most Popular