
Harga CPO Sedang Labil, Dibuka Merah & Ditutup Hijau
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
04 December 2019 11:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah/crude palm oil (CPO) bergerak turun pada sesi perdagangan sebelum istirahat siang hari ini. Belakangan ini, gerak harga CPO cenderung melemah di awal perdagangan dan ditutup menguat.
Rabu (4/12/2019), harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange berada di RM 2.741/ton. Harga CPO turun 6 ringgit atau melemah 0,22% dibanding penutupan perdagangan kemarin.
Sebenarnya harga CPO sudah menyentuh titik jenuh belinya (overbought), sehingga rawan terkoreksi. Namun koreksi yang terjadi hari ini tidak terlalu banyak karena beberapa hal.
Pertama, pelemahan ringgit terhadap dolar AS sebenarnya mendukung harga CPO untuk bergerak naik.
Seperti yang diketahui, harga CPO memiliki hubungan terbalik dengan pergerakan mata uang Negeri Jiran. Pasalnya CPO dibanderol dalam mata uang tersebut.
Ketika ringgit melemah di hadapan dolar AS, tentu harga CPO akan jadi lebih murah per unitnya bagi pemegang mata uang dolar terutama.
Murahnya CPO mendukung untuk peningkatan permintaan terjadi. Hari ini ringgit melemah 0,14% di hadapan dolar AS.
Harga CPO juga memiliki korelasi dengan pergerakan harga minyak nabati lainnya. Harga minyak kedelai kontrak pengiriman Januari di Bursa Dalian Commodities Exchange menguat 1% dan minyak sawit kontrak Dalian naik lebih tinggi 2,1%.
Faktor yang masih membuat harga minyak sawit berada di level tertingginya adalah risiko dari sisi pasokan yang menghantui di kala permintaan sedang tinggi-tingginya.
Kekeringan yang melanda Indonesia dan Malaysia menyebabkan output menjadi turun. Penurunan output diperkirakan baru terasa tahun depan bertepatan dengan dimulainya program B30 di Indonesia dan B20 di Malaysia.
Program mandat biodiesel ini merupakan salah satu program yang dilakukan Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM dan menguatkan pasar domestik.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/hps) Next Article Awal 2020, Harga CPO Naik Meski Tak Bisa Banyak
Rabu (4/12/2019), harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange berada di RM 2.741/ton. Harga CPO turun 6 ringgit atau melemah 0,22% dibanding penutupan perdagangan kemarin.
Pertama, pelemahan ringgit terhadap dolar AS sebenarnya mendukung harga CPO untuk bergerak naik.
Seperti yang diketahui, harga CPO memiliki hubungan terbalik dengan pergerakan mata uang Negeri Jiran. Pasalnya CPO dibanderol dalam mata uang tersebut.
Ketika ringgit melemah di hadapan dolar AS, tentu harga CPO akan jadi lebih murah per unitnya bagi pemegang mata uang dolar terutama.
Murahnya CPO mendukung untuk peningkatan permintaan terjadi. Hari ini ringgit melemah 0,14% di hadapan dolar AS.
Harga CPO juga memiliki korelasi dengan pergerakan harga minyak nabati lainnya. Harga minyak kedelai kontrak pengiriman Januari di Bursa Dalian Commodities Exchange menguat 1% dan minyak sawit kontrak Dalian naik lebih tinggi 2,1%.
Faktor yang masih membuat harga minyak sawit berada di level tertingginya adalah risiko dari sisi pasokan yang menghantui di kala permintaan sedang tinggi-tingginya.
Kekeringan yang melanda Indonesia dan Malaysia menyebabkan output menjadi turun. Penurunan output diperkirakan baru terasa tahun depan bertepatan dengan dimulainya program B30 di Indonesia dan B20 di Malaysia.
Program mandat biodiesel ini merupakan salah satu program yang dilakukan Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM dan menguatkan pasar domestik.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/hps) Next Article Awal 2020, Harga CPO Naik Meski Tak Bisa Banyak
Most Popular